Jakarta, Skandal
Jauh sebelum Jakbook digulirkan di Pasar Kenari Jakarta Pusat, Perumda Pasar Jaya telah mengusung pasar-pasar tematik.
Sebut saja Pasar Waru di Jakarta Utara. Terdiri dari dua lantai, pasar ini khusus menjajakan sayur-sayuran dan buah-buahan yang terbesar di Jakarta Utara.
"Memang pasar ini dikhususkan untuk sayur dan buah-buahan," ungkap Kepala Pasar Waru, Aib Bastian.
Karena khusus, maka pemasoknya tidak main-main. Khusus ikan saja, jelas Aib, diambil dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
"Jadi diambil langsung dari nelayan yang melaut," tambah Aib. Sedangkan sayur-sayuran dari Pasar Induk, Jakarta Timur. Karena itu, sayur dan buah-buahan yang dijajakan masih segar. Tidak layu.
Selain segar, Aib juga mengklaim, harga yang diusung Pasar Waru sangat murah. "Sebab pemasoknya langsung dari pusatnya. Bukan dari tangan kedua dan ketiga," ungkap Aib, putra Betawi asli ini.
Karena murah, Pasar Waru pun tidak pernah sepi dari pengunjung. Lho buktinya, menurut Aib, pasar ini jam sibuknya bukan pagi hari. Melainkan mulai jam 5 sore hingga 10 malam.
Berikutnya, memasuki subuh - sekitar jam 4.00 pagi hingga jam 11 siang, pengunjung berdatangan. Mereka rata-rata dari kawasan Jakarta Utara.
"Biasanya para pembeli pemilik resto ataupun yang berjualan sayuran juga," tambah Aib dalam bincang-bincangnya dengan Skandal.
Meski pasar sayur dan buah-buahan, pasar ini tetap menjajakan sembako, peralatan dapur, telur, beras dan sebagainya. "Tapi core Pasar Waru tetap sayur dan buah-buahan," tambah Aib yang tetap fokus menjaga kebersihan dan penataan kendaraan.
Maklumlah, layaknya sebuah pasar, tetap memberi kenyamanan pengunjung. Terlebih pasar buah dan sayur-sayuran yang kadaluarsanya terbatas. "Cepat membusuk," tegasnya.
Menurut dia, jangan sampai aroma busuk itu dirasakan oleh pengunjung, sehingga mempengaruhi cita rasa dari pasar ini.
"Itulah kebersihan jadi fokus utama kami, agar citra sebagai pasar sayur dan buah tetap terjaga," jelas Aib berulang-ulang. (Fauzi)