Tutup Menu

Pernyatan Bupati Bikin Kesal Aktivis Muratara

Minggu, 05 Juni 2022 | Dilihat: 1111 Kali
Bupati Muratara Devi Suhartoni
    
Laporan : Edi Suryadi
Editor    : H. Sinano Esha

MUSI RAWAS UTARA –Tabloidskandal.com ll Pernyataan spontan Bupati Musi Rawas Utara (Muratara) Devi Suhartoni, yang menyatakan: “Yang demo-demo itu tak penting”, pada tayangan televisi lokal di acara pembukaan lahan jagung, Kamis (2/6/2022), memicu kekesalan sebagian aktivis serta penggiat anti korupsi Kabupaten Muratara.

Kalimat spontan itu terucap ketika Bupati Muratara memberikan sambutan di hadapan petani, warga desa, tokoh masyarakat,n jajaran pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Muratara, dan aparat hukum.       

Salah satu anggota lembaga penggiat anti korupsi, Rudi Hartono, menyayangkan pernyataan tersebut. Ia menilai, kalimat tersebut tak pantas ke luar dari mulut pejabat public seperti bupati.

“Kalimat itu terkesan mengkebiri hak masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya.  Dan apa yang disampaikan Bupati Devi Sartoni tidak pada tempatnya, dan tidak tepat. Mengingat acara tersebut berkaitan dengan pertanian budidaya jagung. Lantas, apa hubungannya para pedemo dengan petani. Jujur, kalimat itu membuat Saya heran, karena pada dasarnya tidak sinkron dengan acara yang dihadiri Bupati," ujar Rudi kepada awak media, baru-baru ini.

Itu sebabnya, lanjut dia, para aktivis dan penggiat anti korupsi sepakat  akan meminta klarifikasi Bupati, sekaligus mendesaknya agar menyampaikan permohonan maaf atas pernyataannya.

“Saya beranggapan, bahwa pernyataan itu telah melukai nilai-nilai demokrasi, khususnya bagi lembaga yang tugas dan fungsinya merupakan sosial kontrol terhadap kinerja pemerintahan, " gumam Rudi Hartono bernada kesal.

Hal serupa juga ditegaskan Hendra, Ketua Lembaga Investigasi Negara (LIN), ketika dimintai komentarnya. Ia sangat kecewa atas pernyataan Bupati Muratara tersebut.

"Sebagai seorang Bupati, seharusnya lebih bijak berbicara. Saya, yang melakukan aksi demo bersama massa aktivis lainnya di Kantor Bupati Muratara belum lama ini, merasa tersinggung. Seolah-olah aspirasi kami tak penting,” ujar Hendra.

Pada bagian lain dia menegaskan, pernyataan Bupati Muratara itu jangan sampai terkesan kalau di Muratara itu tidak boleh ada aksi demo. Padahal,   yang disampaikan aksi demo, adalah menyuarakan aspirasi kepada pemerintah agar transparan atas penggunaan anggaran milik rakyat.  

“Apalagi di beberapa desa, penggunaan anggaran banyak tidak tepat sasaran, di mark up  atau diduga dikorupsi oleh oknum pengelola anggaran.
Jadi, kalau demo itu dianggap tidak penting, kan lucu kendengarannya. Padahal, aksi kami sangat serius, karena melibatkan delapan lembaga,” papar Hendra.

Menurut Hendra, lembaga aktivis bersuara adalah bagian dari fungsi tugasnya sebagai sosial kontrol terhadap kinerja pemerintah. Jangan sampai Kabupaten Muratara menjadi sarang korupsi.

“Penggunaan uang rakyat tanpa control, tidak bisa kami diamkan begitu saja. Dan apapun itu, kami tidak akan kendor. Pesan saya kepada Bupati Muratara, jangan alergi dengan kritikan, hormati hak-hak warganya yang menyuarakan aspirasi. Sebab, hak berdemokrasi dilindungi oleh undang-undang," ungkapnya.

 

Dapatkan Info Teraktual dengan mengikuti Sosial Media TabloidSkandal.com