Muba, Skandal
Di tengah pademi covid 19 Reni Marlina ( 36) istri dari Edi Yanto ( 40 ) warga Dusun 2 Desa Lubuk Buah, Sungai Sialang Kecamatan Batang Hari Leko ( BHL) Kabupaten Musi Banyuasin yang sekarang berdomisili di Desa Toman Dusun 1 RT 8 Kecamatan Babat Toman melahirkan bayi laki-laki kembar 3 pada hari Minggu 10 Mei 2020 di RSUD Sekayu.
Reni Marlina, guru honorer di SD Negeri Bedeng Seng Desa Bangun Sari Kecamatan Babat Toman Kabupaten Muba, bersuamikan buruh sadap karet yang berpenghasilan tidak tetap. Pasangan ini sebelnya mempunyai 3 orang anak, tertua duduk pelajar di SMK Ulak Paceh Kecamatan Lawang Wetan, dan 2 anaknya sekolah di SMP Muhamadiyah.
Ketiga bayi kembar mereka diberi nama David Ramadhan, Dafa Alfarizi dan Dani Ardafa. Ketiganya lahir dengan berat badan David 1,8 kg, Danu dan Dani beratnya 1,75 kg. Kondisinya dalam keadaan sehat.
Kelahiran ketiga putra Reni dan Edi di tengah penyebaran covid 19 , luput dari perhatian pemerintahan kabupaten Muba. Menurut bapak bayi kembar ini yang sehari-harinya sebagai buruh penyadap karet sangat kesulitan untuk membelikan susu ke tiga bayinya.
"Susu dan tempat tinggal kami ini dapat dari belas kasihan para tetangga di sekitar ini, karena di tengah musim Corona sangat sulit mendapatkan duit untuk membeli susu. Apa lagi saya ini nyadap karet milik kebun orang yang sekarang ini harga karet sedang murah, sedangkan istri saya guru honor yang setiap 3 bulan baru menerima hadiah honor. Terimakasih tetangga di sekitar sini basuh perhatian dengan membantu ngasi susu pada anak kembar kami dan memberikan tumpangan tempat tinggal tidak di haruskan sewa," ungkap Edi.
Dia sangat berharap sekali bantuan pada pemerintahan agar mendapatkan susu bagi bayi kembarnya.
Jon Faizar, salah satu warga mengatakan pada media, kondisi,Edi Yanto yang mempunyai anak kembar tiga ini kehidupannya sangat kekurangan sebagai buruh sadap karet di tengah harga karet yang menurun.
"Ini pun kami berupaya membantu memberikan susu untuk ketiga bayi kembar in sedangkan tempat tinggalnya sekarang ini diberi tumpangan oleh warga yang punya Bedeng karena di tempat yang lama di depan sangat sempit. Mereka disuruh menunggu di sini ," jelasnya. (Dris)