Tutup Menu

Polri Pastikan Densus 88 Dan Koopssus TNI Tak Tumpang Tindih Tangani Terorisme

Kamis, 01 Agustus 2019 | Dilihat: 2314 Kali
    


Jakarta Skandal

Komando Operasi Khusus (Koopssus), yang berisi prajurit pilihan dari tiga matra TNI, siap menangani ancaman terorisme dari dalam dan luar negeri. Polri, yang memiliki Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror, memastikan keberadaan Koopssus TNI tidak akan tumpang-tindih dalam penanganan terorisme.(Selasa, 30 Juli 2019).

"Tentunya untuk Densus fokus terhadap penegakan hukum. (Dengan Koopssus TNI) kaitannya dengan implementasi, koordinasi, dan sinergitas di lapangan itu dalam rangka untuk satu tujuan mungkin untuk preventive strike atau melakukan strike," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (30/7/2019).

Brigjen Pol Dedi menggambarkan semisal Koopssus TNI turun dalam situasi penyanderaan skala besar dan di area publik. Brigjen Pol Dedi mengakui TNI memiliki kompetensi untuk mengatasi situasi tersebut.

"Apabila ditemukan ada kasus penyanderaan dalam skala besar dan di dalam area publik dan moda transportasi atau di kapal, pelabuhan, termasuk di kedutaan besar Indonesia di negara sahabat. Itu dari rekan TNI yang memiliki kualifikasi dan kompetensi di bidang penindakan," jelas Brigjen Pol Dedi.

Tak hanya ke depan, Brigjen Pol Dedi juga akan memberi contoh sinergi TNI-Polri yang sudah terjalin sebelumnya, antara lain perburuan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah; penyanderaan WNI oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan; dan pengejaran terhadap kelompok kriminal bersenjata (KKB) d Papua.

"Contohnya operasi penangkapan kelompok Ali Kalora di Poso. Kemudian penangkapan lainnya kita koordinasi, juga sama seperti penyanderaan yang dilakukan kelompok Abu Sayyaf di perbatasan Filipina ada pelibatan TNI. Kerja sama sudah berjalan. Kita koordinasi, bukan hanya back up setiap ada potensi ancaman terorisme baik di dalam negeri maupun di negara lain, baik penyanderaan WNI di luar. Kalau di Indonesia, penangkapan anggota Ali Kalora dan Papua," terang Brigjen Pol Dedi.

Koopssus sebelumnya resmi dibentuk Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Panglima TNI sempat menyebutkan sejumlah keunggulan dari Koopssus itu.

"Koopssus TNI melengkapi jajaran satuan elite yang telah dimiliki TNI sebagai satuan elite. Personel Koopssus TNI yang berasal dari pasukan khusus ketiga matra merupakan prajurit pilihan mereka memiliki kualifikasi untuk melakukan berbagai jenis operasi khusus, baik di dalam maupun di luar negeri, yang menuntut kecepatan dan keberhasilan yang tinggi," ujar Marsekal Hadi dalam amanatnya di Lapangan Koopssus, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, hari ini.

"Ciri dari Koopssus TNI seperti yang saya sampaikan adalah kecepatan dan kemungkinan hasil persentase mendekati 100 persen. Kecepatan adalah ketika ada ancaman dari dalam maupun luar negeri, Panglima TNI langsung bisa memerintahkan untuk bergerak dengan cepat dengan tingkat keberhasilan sangat tinggi," imbuh Panglima TNI.

Nantinya tugas Koopssus TNI lebih banyak bergerak menangkal terorisme. Fungsi intelijen sangat diutamakan dalam pasukan ini.

"Tugas fungsi adalah penangkal, penindak dan pemulih. Penangkalnya di dalamnya adalah surveilans, yang isinya intelijen, 80 persen kita laksanakan adalah surveilans atau observasi jarak dekat dan 20 persen penindakan. Maka intelijen ada di fungsi penangkalan," pungkas Masekal Hadi.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai perlunya pembentukan Koopssus TNI, yang tertuang dalam Perpres Nomor 42 Tahun 2019 tentang Susunan Organisasi TNI. Pasukan ini pun sudah diresmikan langsung oleh Panglima TNI Marsekal Hari Tjahjanto.(JOE)

Dapatkan Info Teraktual dengan mengikuti Sosial Media TabloidSkandal.com