Blora, Skandal
Kiprah Pondok Pesantren (Ponpos) Modern "Indonesia" Sambong Blora, Jawa Tengah, kian menggeliat saja. Bukan hanya menghasilkan santri-santri berkualitas, tapi juga memiliki sebuah lahan usaha. Ponpes yang dikelola oleh Yayasan Bhakti Nusantara Persada ini meluncurkan produk kopi, diberi nama Kopi Bubuk Robusta Liwa.
“Berkat rahmat Allah, kami punya usaha,” ungkap Dr KRRA Budiyanto, Ketua Yayasan Bhakti Nusantara Persada.
Menurut dia, nama Liwa tertera dalam produk, lantaran bahan bakunya berasal dari kota tersebut, sebuah kota di Lampung Barat, dikenal sebagai penghasil kopi Robusta. Dari situ, biji-biji kopi itu diolah oleh para santri di pabrik Ponpes, di daerah Rembang, Jawa Tengah, di bawah bimbingan pakar kopi yang didatangkan dari Liwa.
“Jadi, kopi itu benar-benar hasil para santri, termasuk kemasannya,” jelas Dr. Budi, seorang motivator Islam, jebolan sebuah universitas di Philipina. Maka, tambahnya, dalam kemasan produknya, tertera Kopi Bubuk Robusta Liwa diproduksi oleh Ponpes Modern Blora.
Ia berharap, pengolahan kopi yang dilakukan oleh Ponpes, dapat menularkan jiwa-jiwa entrepreneur pada santrinya. Sikap ini sangat penting.
Terlebih, di era industri 4.0 ini yang menggerus iten-item pekerjaan, membuat para santrinya sebagai penyedia lapangan pekerjaa. “Ini juga menjadi cita-cita kami, menciptakan santri-santi entrepreneur yang religius,” papar Dr. Budi.
Ia mengaku, kopi menjadi pilihan, lantaran peluangnya sangat besar. Lebih-lebih, meminum kopi tak bisa dipisahkan dari masyarakat Indonesia, baik pagi, siang, sore hingga malam hari.
Malah, ketika berkumpul, kopi dan cemilan tak bisa dipisahkan. “Semoga Kopi Bubuk Robusta Liwa diterima pasar dan penikmat kopi,” ungkap Dr. Budi tersenyum.
Lagipula, dibandingkan dengan jenis Arabica, Indonesia lebih dikenal sebagai penghasil Kopi Robusta. Kopi ini banyak digunakan sebagai bahan baku kopi siap saji (instan) dan pencampur kopi racikan untuk menambah kekuatan cita rasa kopi. Makanya, kopi Bubuk Robusta Liwa ala Ponpes Modern Blora, dicampur oleh rempah-rempah.
Bahkan, agar aroma kopinya kuat, halus dan lembut, kopi digiling tiga kali. Sedang pengopenannya dilakukan di atas bara api. Bukan menggunakan gas elipiji ataupun listrik. “Ini biar aromanya khas,” jelas Dr Budi.
Lebih nikmat lagi, kopi dan airnya, langsung dipanaskan. Bukan diseduh dengan menggunakan air panas. “Wah aroma harumnya jelas sekali,” ujarnya.
Kebun Kopi Bubuk Robusta di Liwa
Lantas, kopinya dileletkan pada rokok, aromanya khas sekali. Makanya, kopi Bubuk Robusta Liwa, bisa juga disebut kopi lelet.
“Sebab, jika dileletkan, lebih nikmat, termasuk bagi penggemar rokok,” jelas Dr. Budi, berharap usaha kopi Ponpes dapat langgeng dan booming, sehingga bisa menampung santri-santri dhuafa yang haus ilmu secara gratis.
“Doakan ya, kopi Robusta Liwa Ponpes Modern Blora diterima pasar,” jelas Dr Budi mengakhiri. (Ian)