Jakarta, Skandal
Selama reformasi bergulir, tiga tokoh ini - Prabowo Subianto, Amien Rais dan Susilo Bambang Yudhoyono (PAS), tidak pernah dalam satu gerbong. Bahkan, ketiganya berseteru menuju Istana Merdeka.
Ingat saja, saat Pilpres secara langsung digulirkan, Amien "bersiteru" dengan SBY. Lalu di periode berikutnya, Prabowo yang berpasangan dengan Megawati, ditaklukan menyolok oleh SBY yang berpasangan dengan Budiono.
Kini, di Pilpres 2019 ini, ketiga tokoh ini berada dalam satu gerbong: mengusung Prabowo "melengserkan" Jokowi kembali ke kampung halamannya Solo.
Namun, sebelum pertarungan dimulai, mendadak saja salah satu tiga trio itu "digergeraji" di tengah jalan. Siapa? Telunjuk bakal mengarah ke "vokalis" Amien Rais. Dia, oleh lima rekan pendiri PAN, diminta mengundurkan diri partai berlambang Matahari ini.
Maklumlah, di mata kelima tokoh itu - Goenawan Mohammad, Albert Hasibuan, Toety Herati, Zumrotin dan Abdillah Toha, punya banyak "daftar dosa" yang tidak selaras dengan prinsip-prinsip dasar PAN didirikan.Misalnya, menjadikan agama sebagai alat politik mencapai kekuasaan, mengeruhkan suasana dengan meniupkan berita bangkitnya PKI.
Banyak menyebut, desakan itu bakal tidak ditanggapi. Bahkan, banyak menyebut, usulan itu sama halnya melawan PAN. Maklumlah, Amien dan PAN sulit dpisahkan. Pengaruh Amien di situ masih berakar kuat.
Namun, di mata Fahri Hamzah, desakan itu mengingatkan kisah Habibie ingin membawa Amien ke dalam tampuk kekuasaan. Di twwiternya, Fahri, mengutip bocoran dari Adi Sasono, Habibie ingin menempatkan Amien jadi Ketua Dewan Pertimbangan Agung. Dari situ. Amien juga dipersiapkan jadi pemimpin berikutnya.
Namun, Amien yang saat itu menjadi lokomotif reformasi, lebih memilih di luar ring. Kata Amien, mari kita bertinju biar pemerintah sehat.
Sikap Amien ini, tulis Fahri di twitternya, disambut gembira mereka yang anti Habibie. Tapi, di sisi lain, mereka butuh Amien melawan Habibie.
Saya tahu akibat keputusan @ProfAmienRais ke dalam pemerintahan BJH. Sebagian beranggapan ini adalah adu domba. Seperti akhirnya pak @prabowo yang tersingkir dari samping Habibe. Bayangkan kalau mereka bersatu. Tapi itulah sejarah.
Padahal, seperti dikatakan Jenderal Besar AH Nasution, Prabowo adalah rising star yang pas mendampingi Amien Rais mengawaki republik ini di awal reformasi. Tapi, ya seperti dikatakan Fahri, sejarah membuktikan Amien Rais, Prabowo dan Habibie tersingkir.
Itulah agenda laten kelompok ini. Setelah berhasil menggagalkan konsolidasi kelompok yang punya akar, mereka putar haluan . Saya ingat, mereka gembira dengan periode pertama pak @SBYudhoyono karena cukup akomodatif. Tapi begitu brliau mulai keras, serangan datang.
Sekarang, musuh mereka bergabung. Tokoh seperti @SBYudhoyono, @AmienRais dan @prabowo adalah mewakili kelompok yang tidak saja mengerti persoalan tetapi mengakar ini yang mereka takutkan. Karena mereka bisa kehilangan kendali kebijakan.
Bahkan, trio PAS ini, kian bertambah dengan kekuatan Orde Baru. Tak dinafikan, pamor smiling general, masih punya banyak pengikut. Terlebih, reformasi yang diharapkan membawa kesejahteraan, masih jauh dari harapan. Tak heran, Partai Berkarya yang mengusung Prabowo, turut mengkampanyekan romantisme Orde Baru di Pemilu 2019 ini.
Namun, sebelum kekuatan Prabowo cs menggurita, maka bola liar digulirkan mendesak Amien mundur dari PAN. Apalagi, seperti dikatakan petinggi PAN, desakan itu karena afiliasi politik mereka ke tetangga sebelah. Sehingga wajarlah, bila bisik-bisik menyeruak PAN akan di-Golkar-kan dan di-PPP-kan. Betul begitu? Waktulah yang menentukan (Ian)