Skandal NTB
Sejumlah tokoh yang terdiri dari Paguyuban pemuda se- Kecamatan Sakra berkumpul di Aula Kantor Camat Sakra membahas beberapa agenda program budaya tradisional kearifan lokal masyarakat Sasak Sakra yang rencananya akan di gelar pada 19 - 24 Agustus mendatang di Lapangan Gora Sakra.
Camat Sakra Lalu Putra dan Kades Sakra Lalu Anugrah Bayu Adi
Demikian dikatakan Camat Sakra Lalu Putra S.Sos, M.AP saat dihubungi di ruang kerjanya Senin, 01/07.
Selaku Kepala Wilayah Kecamatan Sakra, Lalu Putra menyambut baik rencana program atau kegiatan budaya yang akan dilaksanakan.
Terlebih kegitan ini hanya sekadar menghadirkan keramaian di tengah masyarakat , tapi juga harus mampu menyentuh beberapa aspek, seperti sosial dan budaya, karakteristik masyarakat, dan lebih khusus masyarakat yang berada di Kecamatan Sakra.
Kecamatan Sakra merupakan salah satu kecamatan di Lombok Timur yang memiliki banyak sekali peniggalan benda- benda bersejarah, seperti masjid kuno atau masjid tua di Desa Songak , makam TGH Ali Batu di Batu Bangke Sakra di Desa Sakra, Lingkok Dewe yang saat ini di percaya bisa mengobati anak- anak yang masih kencing ketika tidur, di Desa Sakra Selatan, makam Segampang di Desa Swangi, makam Kenaot yang di sebut makam Raja Proedadi di Desa Swangi Timur.
"Betapa kayanya suku masyarakat Sasak dengan budaya adat tadisionalnya dan mengandung nilai - nilai pesan moral yang termaktub dalam babat sejarah dan tertera juga dalam pembacaan Lontar," tutur Lalu.
Menurut dia, pada masa inilah masyarakat sasak umumnya melakukan aktivitas sosial, seperti silaturrahmi, roah , begawe mengerjakan bale belek. "Pada musim kembali inilah ada satu nama yang syarat dengan pesan sosial dan moral," tandasnya.
Karena itu, dia berharap kegiatan itu dilaksananakan pada musim Kembalit yang bertepatan dengan bulan Kemerdekaan Agustus. Selain itu juga sebagai simbol, dan pesan moral bahwa masyarakat Sasak menjadi salah satu masyarakat yang merdeka. "Jadi penting bagi kita sekaligus tugas dan kewajiban kita untuk menjaga dan melestarikan seiring dengan zaman," ujarnya.
Menurut Lalu Ayat selaku Ketua Panitia, Pagelaran Gawe Musim Kembali bukan hanya pagelaran biasa, namun diharapkan mampu memberikan pesan moral yang positif bagi masyarakat luas.
Pagelaran Gawe Musim Kembalit ini akan melibatkan 12 desa di Kecamatan Sakra sekaligus sebagai peserta pagelaran yang di pusatkan di lapangan Gora Sakra .
Pagelaran Gawe Musim Kembalit akan dirangkaikan dengan menampilkan para pengrajin hasil kerajinan dari 12 desa di Kecamatan Sakra, menampilkan sekitar 200 penari tradisional, mengundang UMKM 100 untuk memasarkan hasil kerajinannya di hari puncak, dirangkai dengan Ngandang Belek atau Begibung dengan 200 dulang tebolak beak.(007 M.Amien).