Posyandu Keluarga , Pusat Edukasi dan Solusi Masalah Sosial
Rabu, 14 Oktober 2020 | Dilihat: 346 Kali
Skandal NTB
Masih banyak ditemukannya kasus stunting ,gizi buruk, kematian ibu hamil serta masalah pernikahan dini di NTB menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah .Masalah sosial dan segala kompleksitasnya harus diselesaikan tidak hanya dengan kesungguhan namun harus mengenal akar permasalahannya.
Wakil Gubernur NTB Dr.Hj.Siti Rohmi Djalilah menegaskan ,Posyandu keluarga yang merupakan program unggulan Pemerintah Provinsi NTB di hadirkan untuk menjadi pusat edukasi ,sehingga mampu mendeteksi lebih awal masalah - masalah kesehatan dan sosial yang ada masyarakat , khususnya do desa- desa.
Masalah sosial muncul harus di berantas dari hulu ke hilir dengan sinergitas serta keberanian mengintervensi dari tatanan paling bawah ,agar akar masalah penanganannya akan semakin ringan dan segera teratasi " jelas Wagub NTB saat mengunjungi posyandu keluarga di desa Mandana Raya Kecamatan Keruak Kab.Lombok Timur (13/10/2020).
Ummi Rohmi sapaan Wagub NTB mencontohkan salah satu kasus yang kerap timbul akibat stigma masyarakat yang keliru adalah seperti banyaknya ibu menyusui beralih ke ASI buatan karena sebagian masyarakat mengira makanan bergizi sulit di dapat atau terlalu mahal di beli.
"Melalui posyandu terintegrasi ,edukasi harus dan tetap dilakukan sehingga tidak memunculkan masalah baru , sehingga stigma masyarakat terkait ketersediaan makanan sehat dan bergizi yang sulit di dapat nyatanya di peroleh sanhat mudah dan dikonsumsi seperti, ayam , kelpr, pepaya, pisang, tahu, tempe, " himbau Wagub kelahiran Selong tersebut.
Selain itu , Ummi Rohmi juga menjelaskan bahwa posyandu tidak hanya di hajatkan untuk Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA) namun juga fokus pada pengentasan masalah usia produktif (Remaja) dan Lansia ,serta edukasi bagi kaum buruh migran , isu lingkungan juga pemberdayaan ekonomi mikro.
" Pembangunan desa tidak hanya berbentuk fisik ,namun juga non fisik seperti kesehatan ,pendidikan serta produktifitas " tutupnya Wagub.
Sebelum Bupati Lombok Timur Sukiman Azmi , dalam sambutannya mengungkapkan banyak prospek program posyandu keluarga yang dicanangkan pemprov NTB sangat baik dan menjanjikan , bahkan ia menilai program ini akan membantu daerahnya untuk memperbaiki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari segi kesehatan.
Lotim peringkat IPMnya ke-9 di NTB ,semoga dengan hadirnya posyandu keluarga serta sinergitas semua pihak dapat memperbaiki status IPM daerah kami " ungkap Sukiman.
Di kabupaten Lombok Timur sendiri tercatat 1.811 unit posyandu konvensional menjadi posyandu keluarga.
" Dengan jumlah itu ,jika di rata-ratakan hingga tahun 2020 ini ,kami mampu menghadirkan satu posyandu keluarga di satu desa dari total 254 desa di Lombok Timur ,semoga di tahun 2021 dapat ditingkatkan dua kali lipat dan tentunya harus di dukung dengan fasilitas yang memadai hingga tempat yang refesentatif " Jelasnya.
Bupati Lombok Timur juga minta Pemprop NTB memberi perhatian khusus bagi Lombok Timur karena jumlah penduduknya 1/4 dari jumlah penduduk di NTB.
Sementara itu Kepala Desa Mandana Raya Suparman Kasim dalam laporannya menjelaskan bahwa posyandu keluarga sudah terselenggara sejak tahun lalu dan berhasil mengintegrasikan dengan PAUD ,hingga bank sampah.
" Tidak hanya masalah kesehatan ,kami juga miliki program dibidang lingkungan dengan memberi warga catatan serta buku tabungan jika membawa sampah " ungkap Suparman.
Lanjut Suparman ,Desa Mandana Raya juga memiliki program sosialisasi edukasi untuk para remaja dan lansia yang dilakukan sekali sebulan .
Untuk para lansia dan remaja kami berukan tidak hanya terapi obat namun lebih kepada terapi jiwa dengan melakukan pengajian bulanan di masjid sebagai langkah edukasi serta tindakan preventif " tutup Kades Mandana tersebut.
Sementara itu Camat Keruak Kamaruddin, S.Sos berharap dengan adanya poatandu keluarga di kecamatan keruak mampu megedukasi masyarakat dan berintegrasi juga dengan lebaga yang ada di Desa, seperti Bumdes, BKD, dan lembaga lain yang ada di Desa, harapnya.(amien).