Saumlaki, Skandal
Pelaksanaan Upacara HUT Kepulauan Tanimbar (KKT) ke-20 di pusatkan di manriak Kota Saumlaki KKT Propinsi Maluku.
Upacara tersebut diselenggarakan pada Jumat, 04 Oktober 2019, dan dilaksanakan dalam versi Budaya Adat, mulai dari tata Busana budaya Tenun dan cendrawasi serta penggunaan Bahasa Daerah ( Larat ) dalam kegiatan upacara tersebut.
Kegiatan upacara tersebut dihadiri oleh jajaran Forkopimda tokoh agama, tokoh adat, tokoh Pemudah dan siswa-siswi serta seluruh lapisan masyarakat di kota Saumlaki.
Partisipasi masyarakat dalam Pembukaan HUT Kabupaten Kepulauan Tanimbar ke-20 tersebut dilaksanakan dan ditampilkan mempesona, dengan bebagi lagu Daerah dan Tarian Budaya Tanimbar, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Bupati KKT, Petrus Fatlolon yang bertindak sebagai Inspektur Upacara dalam sambutannya, mengatakan bahwa sejarah mencatat, pada tanggal 04 Oktober 1999 ditetapkan UU No 6 Tahun 1999 tentang Pembentukan Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) oleh Presiden Habibie.
Lalu tanggal 23 Januari 2019 ditetapkan Peraturan Pemerintah No 2 Tahun 2019 tentang perubahan Nama Kabupaten Maluku Tenggara Barat manjadi Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
“Dengan nama tersebut, Tanimbar diakui dari sisi historis sosiologi dan antropologis di ranah tataran nasional sebagai identits yang memiliki karakteristik tersendiri bila dibandingkan dengan Kabupaten Kota lain,” ujar Fatlolon.
Selanjutnya dikatakan, sebagai generasi penerus dan pewaris Tanimbar, makna esistensinya adalah bahwa kita bukan sekedar ada namun kita perlu berkontribusi dalam pembangunan menuntut kita bukan hanya terlena dalam hingar-bingar serimonial acara peringatan sejarah, tetapi kita ditantang untuk mencatat sejarah baru Tanimbar melalui pembangunan.
“Bupati mengajak masyarakat agar memberi rasa hormat atau penghormatan dan terima kasih kepada mereka yang berjasa, dalam memperjuangkan kabupaten ini, mereka-mereka yang memperjuangkan Kab. Ini adalah, Almarhum Bapak Drs. S. J. Oratmangun, Bapak Lukas Uwuratu, Bapak Drs. Bitzael Silvester Temmar, Bapak Drs. Barnabas Orno, Bapak Petrus Paulus Werembinan, Bapak/Ibu pimpinan dan anggota DPRD periode tahun 2000 sampai tahun 2019, Bapak Matias Malaka dan untuk mereka yang telah berkontribusi bagi kemajuan negeri ini yang tidak sempat disebutkan namanya,” ujar Fatlolon.
Makna inilah yang menjadikan acara menjadi penting untuk dilakukan, sengga selanjutnya kita akan wariskan kepada generasi selanjutnya. (MG10)