LUBUKLINGGAU – tabloidskanadal.com
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Lubuklinggau, HA Rahman Sani memimpin rapat persiapan pengawasan ketersediaan kebutuhan barang pokok dan penting lainnya selama Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H, bertempat di Op Room Dayang Torek, Selasa (20/4).
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadis Perindag) Kota Lubuklinggau, Surya Darma mengatakan biasanya saat Idulfitri, di beberapa kelurahan sering kali terjadi kelangkaan LPG 3 Kg.
Untuk menanggulangi kondisi tersebut, dirinya meminta kepada Sales Representative dari PT Pertamina agar memantau secara langsung pendistribusian LPG terutama ukuran 3 Kg.
Menanggapi hal itu, perwakilan Sales Representative PT Pertamina menyampaikan, kuota LPG yang tersedia sudah cukup untuk menanggulangi kebutuhan gas di Kota Lubuklinggau.
Demikian juga ketersediaan BBM, saat ini di depot Lubuklinggau diperkirakan dapat bertahan selama 1 bulan lebih. “Jadi, ketersediaan LPG dan BBM masih dalam keadaan aman dan terkendali.” ujarnya.
Selanjutnya dari BPOM mengungkapkan berdasarkan temuan di lapangan, tahu yang dijual di pasar dalam wilayah Kota Lubuklinggau, 80 persen sudah bebas dari formalin sedangkan untuk mie kuning basah yang ditemukan di Pasar Bukit Sulap dan Pasar Inpres masih menggunakan formalin.
Paling dikhawatirkan adalah formalin yang digunakan para pedagang, berasal dari Kota Lubuklinggau sehingga produksi bahan makanan yang diberi formalin semakin marak. “Makanya kita perlu memutus mata rantai penyebaran formalin tersebut.” tandasnya.
Joko dari BULOG menambahkan mengenai stok beras yang ada di gudang Bulog saat ini sebanyak 400 ton. Semua itu sebagai upaya mengendalikan harga beras medium di pasar. Jadi, apabila beras medium menembus harga 9000 pihak distributor silahkan tebus dengan harga 8500 dari BULOG.
Kabag Ekonomi Setda Kota Lubuklinggau, Hj Sri Maya, SE, MM menyampaikan data inflasi dari Januari-Febuari yang menunjang inflasi adalah cabe merah dan bawang merah. Sedangkan periode Maret-April, cabe dan bawang mengalami deflasi sedangkan mie kering dan telur ayam ras mengalami inflasi. (*)