Jakarta, Skandal
Pelaksanaan pengundian kios pada Lokasi Binaan (Lokbin) Cililitan, Kramat Jati Jakarta Timur, milik Pemprov DKI berlangsung ricuh disertai protes ketidakpuasan dari pengurus koperasi maupun sejumlah pedagang, Jumat, 26/4.
Sementara Kasudin Koperasi UMKMP Jakarta Timur sendiri meninggalkan lokasi,pasca kericuhan sehingga tidak diketahui persis keberadaannya.
Menurut Ketua Pengurus Koperasi Pedagang Lokbin Cililitan, Togap, kericuhan itu disebabkan karena Kasudin Koperasi UMKMP Jakarta Timur, Muhamad Igan, tidak pernah melakukan mediasi sebelumnya, baik kepada pengurus koperasi maupun pedagang lama yang nota bene sudah puluhan tahun berdagang di lokasi binaan itu.
"Sekiranya Kasudin dan Kasatpel tidak arogan dan lebih bijaksana, kekisruhan ini tidak akan terjadi. Kami yang lama berjuang dan setiap hari mendampingi pedagang,tahu persis bagaimana aspirasi dan suasana psikologis para pedagang di sini," tutur Togap Kepada Skandal.
Dia menjelaskan lagi, sebelum direhab para pedagang kesulitan berjualan, karena kondisi bangunan yang tidak layak untuk berdagang.
"Lalu kami perjuangkan sejak tahun 2015 hingga tiga kali rapat dengan DPRD DKI Jakarta, akhirnya disetujui dan dianggarkan melalui APBD. Sekarang sudah jadi dan direhab, mereka menentukan kebijakan dengan mengabaikan peran koperasi," tambah mantan ASN di Dinas Koperasi ini berapi api.
Secara terpisah sejumlah pedagang mengaku kecewa dengan kecurangan yang dilakukan Kasudin dan Kasatpel Kramat Jati. Keduanya dituding mempersulit pedagang lama dengan berbagai dalih, mulai dari Surat Izin Usaha Mikro, Rekening Auto Debet serta tunggakan restribusi.
"Bagaimana kami mau bayar restribusi, sedangkan kita tidak berdagang, sebagian lagi berdagang dil uar Lokbin," kata sejumlah pedagang mangkel.
Sekarang, lanjut mereka, kami diundi dengan dicampur pedagang baru binaan Kasatpel "Entah dari mana mereka,Mungkin mereka membayar sejumlah uang, sehingga bisa disamakan posisinya dengan kami," kata pedagang lain menimpali.
Jadi, menurut para pedagang, sekarang semuanya dikembalikan pada Ketua Koperasi, Togap, dan tim advokasinya yang berjanji akan terus melakukan pendampingan kepada pedagang, sekaligus memulihkan hak hak koperasi di lokasi binaan.
Menanggapi hal ini Togap berjanji memperjuangkan. "Tunggu saja kami akan terus bertindak dan melaporkan hal ini Kepada Gubernur DKI Jakarta," tandas Togap.
Menurut sumber terpercaya kepada Skandal, sejak Kasatpel Kramat Jati dipimpin Titik Sugiarti, keadaan Lokbin di Kramat Jati,Jalan Nusa dan Cililitan menjadi amburadul. Para pedagang dipungli Rp.4.000,-perhari, koperasi disingkirkan, pedagang kerap diancam akan dikeluarkan dari Lokbin jika tidak ikut keinginannya.
"Sejak dia jadi Kasatpel, pedagang merasa diteror terus oleh dia," tutur sumber skandal itu.
Skandal berusaha meminta keterangan Kasudin Koperasi UMKMP Jakarta Timur. Namun yang bersangkutan sudah tidak di tempat, yang ada hanya Kepala Seksi Koperasi/UKM, Rico, yang sedang berbincang dengan pengurus koperasi dan sejumlah pedagang.
Menurut pedagang, saat berunding Rico akan mendukung aspirasi pengurus koperasi dan pedagang.
"Kita akan cari yang terbaik, hasil undian hari ini dapat kita anulir kembali," ungkap pedagang mengutip ucapan Rico,Kasie Koperasi /UKM Sudin Jakarta Timur itu.
Menurut mereka, Rico lebih bijaksana dan paham permasalahan. Bahkan mereka mengusulkan agar Rico saja jadi Kasudin. (Tim)