Jakarta, Skandal
Unit Perparikiran Dinas Perhubungan dan Transportasi ( Dishubtran) Provinsi DKI Jakarta menggelar diskusi masalah perparkiran di Ibukota, Selasa, 25/6. Berbagai pemangku kepentingan
Diskusi ini dihadiri berbagai pemangku kepentingan, baik dari internal seperti Kasat pelayanan dan para Kasatpel Wilayah.
Sementara eksternal yang selama ini menggeluti perparkiran, antara lain Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Boma Indonesia, Asosiasi Pengelola Parkir Indonesia (Aspeparindo) serta Asosiasi Pengusaha Parkir Indonesia (IPA)
Dalam arahannya Kepala UP Parkir Mohammad Faisol S.Sos MSi berharap masukan dari semua pihak, sehingga pengelolaan parkir di seluruh Ibukota dapat berjalan baik sesuai harapan Gubernur DKI Jakarta
"Semua masukan akan menjadi bahan kajian pihak kami, terutama rencana kenaikan pajak parkir yang saat ini sudah ada Pansusnya di DPRD," ujar Faisol.
Menurut dia, ke depan transaksi pembayaran parkir harus menggunakan uang elektronik. "Karena itu sudah menjadi tuntunan zaman Now. Penggunaan uang elektronik berimbas kepada meningkatnya kepercayaan para pengguna parkir", katanya.
Faisol menegaskan, saat ini pajak parkir di DKI Jakarta sebesar 20% persen, sementara di daerah lain berkisar antara 25 sampai 30%. "Padahal selama ini DKI sering dijadikan study banding Pemda lain", tandas Faisol.
Irfan Januar, Ketua Umum Aspeparindo menuturkan kenaikan pajak parkir hendaknya dibarengi dengan kenaikan tarif parkir. Sebab jika tidak, kondisi ini akan membuat para pengelola bisa tiarap, di tambah lagi tarif di negara-negara berkembang jauh lebih tinggi.
Sekadar contoh di Melbourne, Australia.
Tarifnya US$ 32.69 sekitar Rp 476 ribu (Kurs: 13.360 per dolar).
Boston, Amerika Serikat, tarifnya : US$ 33.37 sekitar Rp 450 ribu (kurs: Rp 13.360 per dolar).
Amsterdam, Belanda, tarifnya US$ 34.85 sekitar Rp 464 ribu (kurs: Rp 13.360 per dolar)
Paris, Prancis, tarif:nya US$ 35.19 sekitar Rp 468 ribu (kurs: Rp 13.360 per dolar)
Brisbane,Australia tarifnya US$ 36.38 sekitar Rp 484 ribu (kurs: Rp 13.360 per dolar)
New York Amerika Serikat tarifnya US$ 41.58 sekitar Rp 554 ribu (kurs: Rp 13.360 per dolar)
London, Inggris tarifnya US$ 45.01 sekitar Rp 601 ribu (kurs: Rp 13.360 per dolar)
Sydney, Australia, tarifnya US$ 46.73 sekitar Rp 623 ribu (kurs: Rp 13.360 per dolar).
Pence Harahap, pengurus Aspeparindo juga memohon kiranya pihak asosiasi diberi peluang untuk ikut berpartisipasi pengelolaan parkir yang ditangani UP Perparkiran.
Sementara pihak asosiasi pengusaha parkir (IPA) berharap diskusi semacam ini dapat dilaksanakan secara rutin sehingga update sikon terkini masalah perparkiran di Ibukota. (Fauzi)