Kuta, TabloidSkandal.com.
Sudah satu tahun lebih pandemi Covid-19 memporak-porandakan seluruh Pariwisata Bali, tidak terkecuali dengan Kuta yang terkenal karena pantainya yang indah, menjadi impian para peselancar dunia untuk bermain-main dengan ombaknya.
Sebelum pandemi Covid-19, Kuta adalah tempat yang tidak pernah tidur, selama 24 jam kita bisa melihat wisatawan manca negara maupun domestik hilir mudik dengan segala kegiatannya masing-masing. Segala macam ragam kuliner bisa kita temui di Kuta, baik kuliner dalam negri maupun internasional, beragam hotel juga bisa kita temui di Kuta, dari mulai penginapan murah sampai hotel berbintang, semua ada di Kuta.
Selama puluhan tahun masyarakat Kuta dan pantainya telah memberikan pemasukan devisa yang tidak sedikit bagi Pemerintah Kabupaten Badung, Pemerintah Propinsi Bali maupun Pemerintah Pusat.
Tetapi setelah terkena pandemi Covid-19, tidak ada lagi wisatawan yang datang ke Kuta, toko-toko tutup, hotel-hotel sekitar 90% tutup, begitu juga dengan restoran, sehingga Kuta seperti kota yang tidak berpenghuni, sepi-senyap, terutama pada malam hari yang biasanya hingar bingar karena suara musik dari restoran-restoran yang menyajikan musik hidup, berubah menjadi gelap dan sunyi. Kenyataannya sekarang ini ekonomi masyarakat Kuta sudah berada pada titik terendah akibat Pandemi Covid-19.
Melihat kondisi ekonomi yang sangat parah tersebut, sejumlah Tokoh Masyarakat Kuta, Legian dan Seminyak berkumpul di Simpang Inn Kuta, mengadakan petemuan, membicarakan hal ini dan mencari jalan keluarnya.
Tokoh-tokoh Kuta, Legian dan Seminyak yang hadir, antara lain:
1. DR. I Nyoman Budiartha, SE, M.Par.
2. I Made Rudika S. Mad. Par, MM.
3. Nengah Jesna.
4. Morgan Made Suartha.
5. Dewa Gede Mayun.
6. Ketut Nugra.
7. Wayan Romi Yasa.
8. AA. Putu Oka Hartawan.
9. Gusti Ngurah Baskara.
10. Ketut Adi Purnama.
11. Dedy Permana.
12. dr. Surya Malya.
13. Jro Mangku Made Supatra Karang.
Ke tiga belas Tokoh Kuta, Legian dan Seminyak atau lebih tepatnya disebut dengan Tim 13 tersebut bertekad dan berkomitmen akan menyuarakan kesedihan dan penderitaan masyarakat Kuta kepada Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat supaya diberikan kemudahan dan bantuan agar masyarakat Kuta dapat segera bangkit dari keterpurukan ekonomi.
Menurut Tim 13 yang terpenting adalah semua masyarakat Kuta harus bersatu dan mandiri agar bisa survive walaupun belum ada kunjungan wisatawan ke Kuta, kekuatan usaha UMKM akan ditingkatkan dengan mengadakan kegiatan-kegiatan seperti; bazaar, pameran, weekend market, dll, dengan masyarakat lokal dari luar Kuta yang menjadi target marketnya.
Poin-poin hasil pertemuan Tim 13 adalah sebagai berikut:
1. Membuat berbagai macam kegiatan dengan mengajak pengusaha UMKM mempromosikan dan menjual produknya kepada masyarakat umum dan wisatawan dalam rangka mempersiapkan Kuta menyambut wisatawan asing bulan Juni mendatang, membuat Pariwisata Kuta hidup kembali, tentunya dengan menerapkan disiplin Prokes yang ketat.
2. Membuat event spesial, misalnya membuat Pasar Malam di Pantai Kuta, pengunjung bisa menikmati Pantai Kuta pada malam hari sambil menikmati makan malam, dengan Prokes yang ketat.
3. Meminta bantuan LPD untuk memberikan kredit dengan bunga ringan bagi pelaku usaha UMKM yang memerlukan bantuan modal.
4. Mempermudah Prokes bagi wisatawan.
5.Memohon kepada Pemerintah Daerah memberikan potongan pembayaran PBB selama Pandemi Covid-19.
Kemudahan dan bantuan dari Pemerintah yang sangat diperlukan adalah regulasi, seperti diberikannya vaksinasi bagi seluruh masyarakat Kuta, diberikannya kesempatan mendapatkan KUR bagi pengusaha UMKM Kuta secara merata dan adil.
(Sony/Bali).