Kapuas, Skandal
Rotan identik dengan furniture. Maklumlah kayu yang menyerupai akar ini sangat lentur. Bisa dibentuk apa saja. Dari mulai mebel, peralatan rumah tangga, tikar, kursi, hingga aksesoris seperti tas.
Harga Rp 550.000
Terlebih, pasokan rotan di dunia, 70 persen ada di Indonesia. Tak heran, pengrajin rotan menyeruak di mana-mana. Salah satunya di Desa Sidomulyo, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
Dari desa itu, mencuatlah sosok perempuan tanggguh bernama Rustinati. Tangannya begitu lincah merajut rotan, mengemasnya hingga akhirnya berbentuk tas yang apik.
Belum lagi sapuan warna dan desainnya yang menyerupai batik, membuat tas ini bisa dibawa ke pesta maupun pertemuan lainnya.
Harga Rp 450.000
"Bahan bakunya semua dari rotan yang dilapisi oleh kulit," jelas Rustinati dalam sebuah obrolan. Ia mengaku, jadi pengrajin tas rotan berkat bimbingan dan dukungan dari suaminya, Paryono.
Saat memulai pengrajin, pada mulanya sekedar membantu. Namun, entah kenapa, seiring berjalannya waktu, membuatnya makin tertarik. Lebih-lebih ada penghasilan yang diperoleh. Olahan rotannya diminati banyak orang.
"Alhamdulillah, sekarang sudah berkembang," tambah Rustinati, menyebut distribusi tas rotannya sebatas wilayah Kapuas dan daerah lainnya.
Dia berharap, ke depan pendistribusiannya bisa dilakukan lewat online. "Ini yang akan kami lakukan," jelasnya, menyebut kisaran harga tasnya ratusan ribu.
Bahkan, bagi mereka yang mau memasarkan, ada penghasilan yang diperoleh. "Pasti ada penghasilan yang kita berikan dan harga spesial," jelas Rustinati sumringah.
Bagi yang berminat silahkan hubungi
Rustinati HP 081347259879 (Feri)