Rembang, Bertemu petani jadi rutinitas tiap hari. Maklumlah, Marsham, demikian nama lengkap pria ramah ini, Pengawai Peyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang.
Ia tak pernah mau "berpisah" dengan petani. Bukan PPL yang gemar bekerja di depan meja. Tapi gemar ke sawah.
Lihat saja, selepas absen, pria yang kini menjabat sebagai Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan dan Mantri Tani, langsung terjun ke sawah. Dia berbaur dengan petani yang tengah membajak sawah saat musim tanam. Bahkan saat panen sekalipun.
Kiprah Marsham petugas PPL membantu pekerjaan petani membajak sawah dan memanen padi.
Dalam urusan kerja, pria kelahiran 2 Juni 1963 berprinsip tak ingin membiarkan waktu sedikit pun berlalu. Baginya, berkunjung ke lapangan bertemu petani jadi menu harian pokok yang tidak terlewatkan.
Agar hasilnya maksimal, Marsham pun berbagi peran dengan ke 7 orang PPL dalam menjalankan tugasnya di 14 desa.
Di daerah ini tercatat 4.875 petani, dari jumlah tersebut diasumsikan masing-masing PPL mengampu kurang lebih 348 petani yang bertugas untuk memberikan pelayanan penyuluhan kepada para petani di wilayah kerjanya.
Mengawali tugas sebagai PPL 1982 di Kecamatan Lasem. Kemudian 2002 dipindah tugaskan di Kecamatan Pancur dan sejak 2002 hingga sekarang menjabat Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan dan Mantri Tani di Kecamatan Sluke.
Loyalitas dan kerja kerasnya dalam menjalankan tugas membuahkan hasil. Dia pernah menorehkan prestasi sebagai peringkat pertama penyuluh pertanian teladan tingkat Kabupaten Rembang.
Saat ditemui wartawan Skandal.com, Marsham mengaku turun ke lapangan bertemu petani, menemui banyak keluhan dan persoalan yang dihadapi petani dan juga untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi petani.
"Pada prinsipnya petani butuh ketauladanan dari petugas yang wajib memberikan motivasi kepada petani agar lebih giat lagi mengelola pertaniannya," paparnya.
Tujuaannya agar produksi hasil pertanian lebih meningkat dari sebelumnya.
“Kalau produksi pertanian meningkat, maka penghasilan petani juga akan meningkat. Jika penghasilan meningkat, otomatis kesejahteraan petani juga akan meningkat,” katanya.
Marsham mengaku, hambatan yang kerapkali dihadapi dalam menjalankan tugas yakni SDM petani yang rendah dan kurangnya modal. Akibatnya menghambat petani untuk mengelola lahan pertaniaannya lebih banyak.
“Termasuk dalam hal ini sumber daya alam dimana iklim klimatologi tidak menentu. Ada lokasi tertentu yang sudah siap tanam, tetapi ada beberapa lokasi yang lainnya belum siap. Apalagi cuaca saat ini sulit diperidiksi,” akunya.(Sutrisno/Rbg).