Bupati Maluku Tenggara Diterpa Kabar “Kolusi”
Senin, 08 Februari 2021 | Dilihat: 904 Kali
Kabid Or GAMKI Maluku Tenggara, Triko Notanubun
Malra – tabloidskandal.com
Menindaklajuti pemberitaan yang beredar terkait maraknya pemberitaan di Maluku yang membahas perkataan pria yang akrab disapa HF menyebutkan, lebih fatalnya virus atau wabah KKN ini diduga disebarkan langsung oleh orang dekatnya Bapak Bupati yaitu Istri Bupati sendiri.
Awak media lantas mencari informasi terkait kabar tersebut kepada Kabid Or GAMKI (Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia) Maluku Tenggara, Triko Notanubun. Juga dianggap sebagai Organisasi Besar memberikan keterangan, “Seperti yang kita maklumi bersama bahwa proses mengurus proyek/tender maupun sejenisnya pasti ada aturan yang mengatur mekanisme secara tersistematis dan tidak diatur sesuai kehendak Penguasa maupun kroni-kroninya, sehingga semua pihak harus tunduk dan taat terhadap peraturan tersebut, atas dasar itu maka tuduhan saudara adalah suatu tuduhan yang tak berdasar dan hanya ingin memainkan manajemen isu politik murahan yang bermuara pada pencitraan negatif terhadap person, dan olehnya saudara perlu sedikit belajar soal pencitraan politik secara matang.” Jelas Triko Notanubun.
Disisi lain menurut Triko Notanubun yang juga Kabid Or GAMKI Maluku Tenggara ini mengingatkan Fakaubun untuk menjaga nilai dan tatakrama juga sopan santun sebagai Anak Adat sehingga tuduhan-tuduhan yang tak beralasan seperti itu tidak ditujukan kepada saudara kita apalagi orang tua kita, kita negeri adat yang punya tatanan nilai yang selalu kita junjung tinggi utk menghargai saudara perempuan maupun orang tua kita.
Masih menurutnya, kita harus lebih baik dan bijak jika kita memahami suatu persoalan yang ada dasar dan buktinya kita wajib mencari sumber dan pihak yang punya kompetensi untuk mengklarifikasi atau mendapat kepastian dugaan kita dulu sebelum kita mempublisnya sebagai berita, sehingga tak berdampak pada persoalan hukum maupun tatanan adat kita.
Aktivis muda ini juga meminta klarifikasi wartawan yang menulis berita agar mengedepankan etika jurnalistik dan tak seenaknya menulis berita yang bisa berbau fitnah serta tersirat "by disain politik". wartawan harus paham dong klw ada hak jawab dan keseimbangan pemberitaan bukan membuat berita yang tak berdasar dan sesuka hati wartawan itu saja, pemberitaan yang tak mengedepankan etika jurnalistik adalah pemberitaan yang bisa masuk kategori hoax dan berita yang tendensi politiknya tinggi dalam pendangan publik, demikian pungkas notanubun.
”Fakaubun Harus Banyak Belajar Tentang Aturan Serta Mengedepankan Sopan Santun Dalam Menuduh Orang.” Tutup Notanubun saat konfirmasi berita tersebut.
(OB)