Tutup Menu

PT SP BABAT DAS DAN TANAM SAWIT DI ATAS KUBURAN, HINGGA KINI DINAS TERKAIT DIDUGA TUTUP MATA 

Minggu, 05 Juli 2020 | Dilihat: 917 Kali
    


Pelalawan, Skandal

PT.SP adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Kabupaten Pelalawan,Provinsi Riau dinilai sebagai perusahaan yang bandel dan tidak perduli dengan lingkungan warga Tempatan.

Minggu (05/07) seperti yang disampaikan Kepala Desa Air terjun , Kecamatan Bandar Petalangan,  kepada media di Kantor Desa menilai perusahaan SP adalah perusahaan yang paling pelit dalam memberikan bantuan kepada masyarakat Tempatan. Apalagi CSR (  coorporate  social  responsibility ) tidak pernah dirasakan dan tidak ada bantuan kepada masyarakat,hanya simbolis.

Sedangkan  permohonan bantuan dari warga untuk  meminta solid dan janjangan kosong pun pihak PT SP tidak mau mengabulkan, hanya limbah.

PT SP ini beroperasi di Pelalawan , tepatnya di Kecamatan Bandar Petalangan mulai tahun 1987, dan pada tahun 1999 baru memperoleh Izin HGU ( hak guna usaha ). Namun sampai program Pola KKPA ( kredit koperasi primer anggota ) belum ada dirasakan oleh warga Tempatan, khususnya di Desa Lubuk  Keranji Timur. Apalagi sekarang  pihak perusahaan juga menanami sawit di daerah aliran sungai ( D A S ) hingga aliran sungai pun menjadi hilang ,tingal nama (puing puing).

Salah satu sungai Kerumutan yang dislih fungsikan menjadi kanal , paret yaitu sungai Kao Tinggi, Sungai Simbuyan  dan Sungai lubuk Mansiyo. "Ini dulu adalah sungai - sungai tempat masyarakat mencari ikan untuk makan sehari - harinya oleh warga, degan cara memasang bubuh, juga memancing. Namun kini sudah menjadi kanal dan semua pinggirannya sudah ditanami kelapa sawit," tutur Ahmad.

Paling ironis, Ahmad juga mengatakan, bahwa pihak perusahaan  melakukan penanaman sawit di atas kuburan (TPU ) warga.

Pernyataan Kepala Desa Lubuk  Keranji Timur, Ahmad Afandi,SE, ini juga di benarkan oleh Kepala Desa Terbangiang, Yohanis,S. IP, kepada Awak Media, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.

Yohanis menyatakan bahwa PT SP ini perlakuannya kepada masyarakat Tempatan lebih - lebih dari zolim sebenarnya, karena bantuan - bantuan melalui dana CSR yang sebenarnya wajib mereka salurkan  kurang di rasakan karena tidak tepat sasaran.

Masyarakat desa Terbangiang yang ber sempadan dengan Perusahaan SP, apalagi yang namanya Plasma atau Pola KKPA (Kebun pola kemitraan) perusahaan tidak pernah membuatkan hingga kini tinggi menjulang pohon sawit saat ini akan di replanting lagi.

Saat di Konfirmasi kepada Pihak PT SP melalui WhstAppnya hingga pemberitaan ini di terbitkan terlihat tidak Aktif ,hanya conteng satu .(Nt/Khrul Anam)

Dapatkan Info Teraktual dengan mengikuti Sosial Media TabloidSkandal.com