Jakarta, Skandal
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan akan merubah jalur kereta api Terowongan Ijo di Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen, yang semula single track menjadi double track.
Ir. Heru Wisnu Wibowo
Upaya ini dilakukan demi meningkatkan pelayanan perkeretaapian di jalur lintas selatan jawa.
"Terowongan itu dibangun Belanda dengan panjang 581 meter. Ketika dibangun masih single track," tutur Direktur Prasarana Ditjen Perkeretaapian Kemenhub, Ir Heru Wisnu Wibowo MSc.
Menurut Heru, pembangunan rel double track ini menggunakan sistem step track, sehingga memperkecil atau memudahkan pembangunan jalur kereta api.
"Saya berharap, bila pembangunan Terowongan Ijo selesai, akan meningkatkan pelayanan kapasitas pintas perkeretaapiaan," tutur Heru.
Kapasitas pintas itu, seperti waktu tempuhnya berkurang, lantaran kereta api lancar melewati jalur ganda.
Terlebih, pembangunan kereta api Terowongan Ijo yang ditargetkan selesai Desember 2019 ini, konstruksinya dikerjakan oleh kontraktor lokal. Diharapkan kontraktor terus meningkatkan teknologinya dalam perkeretaapian.
"Itulah harapan saya berikutnya," ungkap Heru, seraya menyebut pembangunan Terowongan Ijo berdampak positif terhadap tenaga kerja bagi masyarakat sekitarnya.
Bram Hertasning
Di sisi lain, Heru tak menampik ada ekses negatif saat kordonasi Pemda dengan Pemangku Kepentingan, kendati kadarnya sudah diperkecil lewat mitigasi melalui studi-studi. Misalnya Amdal yang telah dilakukan.
Contoh lain, Heru menyebut saat pembangunan dilakukan, akses jalan rusak karena pengangkutan dan pembuangan materil.
"Komitmen kami tentu akan diperbaiki dan ditingkatkan setelah selesai pembangunan," tutur Heru.
Dia bersyukur selama pembangunan dilakukan koordinasi dan komunikasi terjalin baik, sehingga pembangunan Terowongan Ijo berjalan lancar sesuai dengan target, Desember 2019.
Sementara itu Kepala Balai Tehnik Perkeretaapian Kelas 1 Jawa Bagian Tengah, Bram Hertasning ST,MTM, MlogMan, kepada Skandal Minggu (14/7), menuturkan pembangunan Terowongan Ijo meski dilaksanakan kontraktor lokal tapi menggunakan tehnologi Eropa. "Tepatnya teknologi New Austrian Tanneling Method (Natu)," tandas sarjana Teknik Elektro Univetsitas Semarang ini
Bram memaparkan, setelah breakthrough berhasil dicapai, saat ini terowongan Ijo sudah mulai masuk ke dalam tahap pekerjaan Cor Invert Sisi Timur sepanjang 84 meter dan Sisi Barat 36 meter
Menurut peraih S2 Management of Logistic The University of Sidney Australia ini, Pengecoran akan dilakukan dalam beberapa tahap atau segmen sampai terselesaikannya pekerjaan. Adapun tahapan tahapan yang akan dilakukan yakni Cor Invert kemudian Roadbed, Lining dan yang terakhir slabtrack.
"Seperti yang dicanangkan pak Dirpras, kami pun yakin dan optimis proyek ini sesuai target, yakni Desember 2019," pungkas Bram yang ditemui di Semarang (Maksum)