BURUKNYA PENGELOLAAN PDAM JEPARA MELAYANI WARGA DI RUSUNAWA
Senin, 11 Mei 2020 | Dilihat: 947 Kali
Skandal jepara.
Wabah Covid-19 medunia dan berdampak luas menyasar ke seluruh sendi sendi kehidupan masyarakat, terutama di bidang ekonomi.
Di kabupaten Jepara misalnya, warga Rusunawa Jepara kesulitan kebutuhan air bersih sebagai sarana penting dalam kehidupan sehari hari. Bahkan tak hanya pelayanan buruk, PDAM Jepara dianggap membuat kacau pelangganya sendiri.
Misalnya Minggu 10/5 /2020, hasil pantauan media ini bertemu langsung salah satu warga yang bermukim di Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa)yang berada di blok A dan B sangat meprihatinkan keadaanya.
"Iya betul Air bersih dari PDAM sangat tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup. Apalagi managemenya amburadul, bahkan tidak konsisten untuk mensuplai airnya sesuai dengan kesepakatan awal, suplai air sejumlah 8 tangki setiap hari. Itu standar minimal kebutuhan warga Rusunawa," tandas warga yang tak siap di sebut namanya.
Sementara Warga blok B yang mengaku Agus mengungkap buruknya layanan PDAM.
"Selalu dibuat pusing saat debit suplai air malah dikurangi, bahkan cenderung menurun. Terus terang saja airnya terus menrus menurun, yang dulunya sanggup mensuplai air 8 tangki perhari, sekarang hanya 6 tangki Bahkan kadang kadang hanya 2 tangki saja,"ujar Agus geram.
Dia menambahkan."yang buruk adalah pas bertepatan dengan hari libur pada Sabtu dan Minggu.Air hanya mengalir mulai sore dan malam biasanya sudah mati aliran airnya," ujar pria penghuni lantai 5 Rusunawa blok B.
"Pelayanan PDAM Jepara patut dipertanyakan komitmennya untuk melayani kebutuhan air warga di komplek Rusunawa Jepara. Apalagi perusahaan air minum itu bekerja hanya ketika dalam tekanan. Hal itu terbukti saat kami demo,mereka baru bekerja dengan baik mensuplai air sesuai dengan yang dijanjikan. Tetapi,ketika warga sudah diam, mereka perlahan lahan lupa diri yang penting suplai air, walaupun tidak sesuai dengan yang mereka sepakati yaitu 8 tangki sehari," beber Dhanes warga rusunawa jepara.
"Pelayanan ini sangat memperihatinkan apalagi di masa pandemik Covid-19 dan kebetulan bulan suci Ramadhan dimana warga sangat membutuhkan air untuk memasak serta menyiapkan buka dan saur pada bulan puasa."ujar pria yang bermukim di lantai 5.(maskuri/Ajig jateng)