Jakarta, Skandal
SPBU 3445151 Di Jalan Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, diduga melakukan kecurangan dalam pengisian BBM kepada konsumen tidak sesuai dengan permintaan.
"Biasalah permainan lama POM Bensin, mengisinya tidak sesuai dengan permintaan konsumen," jelas sumber yang tidak mau disebutkan jati dirinya.
Kecurigaan itu terungkap, tatkala sumber melakukan pengisian BBM jenis Pertamax. "Waktu pengisian, saya minta di speed satu," jelas sumber.
Menurut dia, speed adalah jalur pengisian yang digunakan selang BBM ke tangki bensin kendaraan. "Ada speed 1, 2 dan 3. Namun, saat pengisian, kok mendadak meteran pada mesin mati," jelasnya. Angka yang keluar 11111, tidak sesuai dengan permintaan.
Bahkan, tambahnya, ketika diminta print out, angka yang keluar tidak sesuai dengan permintaan. "Itu biasa dilakukan oleh para oknum, mendisain meteran untuk meraup keuntungan.
"Cara ini dilakukan oleh pemilik, bukan pegawai agar untung besar," tandasnya.
Sekadar contoh, jika pada argo menunjukkan nilai Rp 80.000, angkanya bisa Rp 100 ribu. Jadi ada selisih Rp 20.000tinggi.di mark up," bebernya kesal.
Sementara pada argo maupun meteran, angkanya berkedip-kedip, yang terlihat hanya garis angkanya, lalu meloncat ke angka yang lebih tinggi.
"Sontak saja saya kaget, lalu saya mencoba mengeceknya. Ternyata, tidak ngelink saat diprint," urainya.
Karena curiga, sumber pun meminta BBM Pertamax tersebut ke tangannya. "Ternyata tidak menguap. Terasa ada premiumnya. Ini dioplos," jelasnya.
Pihak pengelola POM Bensin itu mengaku sampai saat ini belum di Tera oleh Badan Meterologi dan Geofisika yang memeriksa seluruh mesin POM Bensin.
"Tera semacam yang mencek mesin berfungsi semula, tidak diotak atik," jelasnya.
Karena ada dugaan kecurangan, sumber mengadukan ke Polsek Gunung Jati. Sampai tulisan ini diturunkan, kasusnya masih di tangani Polsek tersebut. (Tim)