Skandal Lotim
Oknum Kepsek, Bendahara Sekolah dan Operator Sekolah di Sakah Satu SDN di Desa Seriwe, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, NTB diduga melakukan pemotongan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM)
Ketua Komite Sekolah H. Iskandar yang juga menjadi Ketua BPD Desa Seriwe menyatakan keberadaannya sebagai Ketua Komite Sekolah SDN 13 Pemongkong tidak pernah di libatkan dalam segala bentuk kegiatan di sekolah.
H. Iskandar
"Saya sendiri bersama semua masyarakat di Dusun Semerang ini yang merintis sekolah ini sehingga berstatus menjadi sekolah filial," ujarnya pada wartawan Skandal NTB,senin 29/10/2018.
Dia tak menampik adanya dugaan pemotongan dana BSM yang seharusnya Rp 450 ribu untuk satu orang siswa, dipotong pihak sekolah Rp 200 ribu hingga Rp 250 ribu dengan berbagai alasan.
"Jadi masing - masing siswa menerima BSM hanya Rp 250 ribu,"jelasnya.
Haji Iskandar juga menegaskan agar pihak aparat penegak, terutama tim saber pungli mengusut tuntas praktik liar seperti ini, karena oknum ini dalam pengambilan kebijakan tidak ada dasar hukum yang jelas.
Kepala Bidang Sekolah Dasar Kabupaten Lombok Timur Muhir,S.Pd menjelaskan apapun alasannya BSM tidak boleh di apa - apakan, disunat, atau dipotong, di pakai bangun musolla, pagar sekolah, dan atau dibagi rata.
Bendahara sekolah SDN 13 Pemongkong H.Sukri menyatakan jumlah siswanya 98 orang. Namun mereka memperoleh BSM dengan cara dibagi rata kepada siswa yang tidak dapat.
Ia juga menyatakan walaupun ada aturan tata cara realisasi BSM dari pemerintah pusat yang sudah ada, namun pihak sekolah tidak mau pakai aturan itu demi amannya. " Kita bagi rata dengan yang tidak memperoleh," tandasnya.
Menurut operator sekolah Sapri dan Kepseknya Ramli Yusup, BSM yang ada di sekolah pembagiannya dibagi rata. "Siswa yang ada namanya Rp 250 ribu, lalu sisanya di bagi untuk temannya yang tidak dapat, jelasnya ( 007 M.Amien).
