Wali Kota: Simbol Persaudaraan di Kei Adalah Miniatur Masjid Diapit Dua Gereja
Selasa, 04 Mei 2021 | Dilihat: 671 Kali
Wali Kota Tual menyampaikan sambutannya pada pelaksanaan Sidang ke-68 Klasis GPM Pulau-Pulau Kei Kecil dan Kota Tual di Gedung Gereja Sion Jemaat GPM Tual, Minggu (02/05/2021)
Tual - tabloidskandal.com
Wali Kota Tual Adam Rahayaan belum lama ini mengatakan bahwa simbol persaudaraan kehidupan di Kei dapat terilihat dengan dibangunnya miniatur tempat ibadah di Lapangan Lodar El Kecamatan Dullah Selatan Kota Tual.
"Simbol miniatur tersebut diukir dalam bentuk sebuah masjid yang diapit oleh dua buah gereja yang diakui sebagai sebagai kebanggaan persaudaraan antar golongan agama di tanah Kei."
Hal itu dikatakan Wali Kota saat menghadiri pembukaan Sidang ke-68 Klasis GPM (Gereja Protestan Maluku) Pulau-Pulau Kei Kecil dan Kota Tual di Gedung Gereja Sion Jemaat GPM Tual, Minggu siang kemarin.
Pernyataan itu disampaikan secara langsung di hadapan Ketua Sinode GPM Pendeta (Pdt.) Elifas T. Maspaitella, S.Th., para peserta sidang serta tamu undangan yang hadir.
Pada kesempatan itu, dirinya turut menginformasikan rencana kedatangan Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) untuk beberapa kegiatan di Kota Tual dan mungkin juga di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra).
Dirinya mengaku, salah satu agenda kunjungan Menag RI adalah rencana peresmian miniatur yang dibangun Pemerintah Kota (Pemkot) di Lapangan Lodar-El, Tual.
“Di sana ada masjid diapit dua gereja, tapi bukan untuk tempat ibadah tapi itu sekadar kita tampilkan dan membanggakan inilah kami basudara golongan agama yang hidup di tanah Kei. Insha Allah nanti kita koordinasikan untuk beberapa rumah ibadah kita bisa jadikan acara seremonialnya di Lapangan Lodar El,” paparnya.
Sambung dia, termasuk yang belum selesai, rencana peresmian adalah Gereja Maranatha, Gereja Katolik dan Masjid Raya Kota Tual. Karena itu kiranya nanti pada saat puncak pelaksanaannya pasti mohon berkenan akan mengundang Bapak (Ketua Sinode GPM) untuk datang menghadiri acara dimaksud.
Selain itu, Rahayaan juga menyampaikan harapannya agar ke depan, wilayah Pemerintah Kota Tual bisa memiliki Klasis GPM tersendiri, Klasis Kota Tual.
“Maaf, bila dianggap berlebihan, setiap kali sidang sinode selalu saya bunyikan sebagai bentuk kerinduan Kota Tual,” ungkap Wali Kota yang disambut tepuk tangan meriah dari para hadirin.
Ia mengaku, sesaat sebelum menyampaikan sambutannya, ia sempat berbincang dengan Ketua Sinode GPM terkait persyaratan jumlah gereja atau jemaat untuk terbentuknya satu klasis dalam GPM. Ia lalu menghitung jumlah Gereja Protestan dalam wilayah Pemkot Tual yakni Taar, Maranatha, Sion, Ohoitel Kampung Baru dan Ohoitel.
“Dulu kita berjuang, dihibur dengan tambahan nomenklatur GPM Pulau-Pulau Kei Kecil dan tambah sedikit dan Kota Tual,” ujarnya setengah berkelakar yang disambut tepuk tangan dan suara tawa para hadirin.
Meski demikian, Wali Kota secara serius menitipkan harapan tersebut kepada Ketua Sinode GPM. Ia berharap, dalam penyelenggaraan sidang-sidang dalam sinode mendatang terutama apabila Kota Tual dipercayakan lagi sebagai tuan rumah dan sekiranya bisa berlangsung di Gereja Maranatha, ia sudah mendapatkan informasi terbentuknya Klasis GPM Kota Tual.
“Apabila ini menjadi suatu tuntutan pengembangan organisasi Gereja Protestan Maluku, Saya berharap! Kerinduan ini menjadi kerinduan bersama untuk Sinode GPM Gereja Protestan Maluku. Untuk harapan ini Pemerintah Kota Tual siap memberikan dukungan sepenuhnya,” tegasnya.
“Saya mengucapkan selamat atas dilaksanakannya Persidangan ke-68 Klasis GPM Pulau-Pulau Kei Kecil dan Kota Tual. Akhir kata, damai di hati, damai di bumi, Tuhan Yang Maha Esa selalu memberkati kita semua,” pungkasnya.
Daniel