Banyuwangi, Skandal
Pemuda bernama Sugianto panggilan akrabnya Su kecap merupakan salah satu pria yang membuka usaha bengkel tambal ban di Jalan Raya Jember-Kalibaru,tepatnya di Desa Kalibarumanis,Kecamatan Kalibaru,Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur . Sudah hampir 6 bulan lebih pria asli kelahiran Banyuwangi ini menekuni usaha tersebut.
Menurutnya, meski harus bermandikan peluh dan gemuk (kotoran bekas oli), namun pekerjaan tambal ban sangat mulia. Sebab, dengan jasa keahliannya mereparasi ban sangat membantu masyarakat.
"Coba kalau sampai tidak ada bengkel seperti ini (tambal ban), bagaimana kalau seandainya ada kendaraan yang kempes bannya, pasti kesulitan, bukan?," tutur pria kelahiran 1978 tersebut, Senin (02/03/2020) saat ditemui awak media Tabloidskandal.com, di bengkelnya pada jam 09.24 Wib.
Meski dengan hasil tak seberapa, namun menurut Su Kecap, ia bisa menghidupi keluarganya dan bisa memperkerjakan tiga orang pemuda. Bahkan sejak tanggal 28 Agustus 2019, usaha menambal ban kendaraan yang kempes sudah dilakoninya. Suka dan duka datang silih berganti. Akan tetapi dengan modal keuletan dan ketelatenannya, ia sanggup melewati semua ujian hidup.
"Alhamdulillah dengan usaha tambal ban ini, saya sekeluarga bisa bertahan hidup. Dan alhamdulillah juga saya bisa membantu pemuda yang awalnya lontang-lontung tidak punya pekerjaan,sekarang mereka sudah bekerja di bengkel saya.Ada yang bagian tamabal/pres ban dan juga ada yang bagian las listrik. Itu bukti dari kerja keras saya selama ini," ceritanya polos kepada media ini.
Lebih lanjut,Su mengungkapkan, jauh sebelum membuka usaha bengkel tambal ban, ia mengaku pernah menggeluti di dunia hitam (preman) diwilayah Kecamatan Kalibaru dan sekitarnya.Dunia hitam tersebut lama dijalaninya.Tapi atas masukan serta saran teman-temannya dan arahan dari pihak polsek Kalibaru,yakni Kapolsek Kalibaru,AKP Abdul Jabar,SH yang selalu memberikan motifasi dan suport.
"Sejak saat itulah saya menekuni usaha ini,meninggalkan dunia hitam dan tinggal menetap di Desa Kalibarumanis sambil membuka toko klontong kecil-kecilan. Untuk usaha tambal ban di wilayah ini, Bisa dibilang mungkin hanya saya, satu-satunya bengkel tambal ban yang buka sampai 24 jam. Bahkan tak jarang saat tengah malam saya dibangunkan orang karena ban kendaraannya kempes," jlentrehnya.
Menurut Sugianto, untuk satu kali tambal ban kendaraan roda dua ia menarif Rp 10 ribu. Sedangkan untuk satu ban mobil, ia menarif Rp 15 ribu, baik jasa tambal biasa maupun tubeless. "Ya kita lihat juga kondisi konsumen Mas?. Kadang-kadang juga sering tidak saya tarik biaya karena disaat mau saya tarik biaya,orang masih janji besok,bahkan nitio KTP, kadang juga anak sekolah yang kebetulan ban motornya kempes,ya saya kasihan mas,"pungkasnya.{MS}