Menyongsong Kongres MIO Ke I
Peluang dan Tantangan Bisnis Media Online Semakin Ketat
Sabtu, 24 September 2022 | Dilihat: 1042 Kali
Oleh: Indra Setiawan (Dewan Pembina MIO)
Dua bulan lagi, tepatnya 10 Nopember 2022 mendatang, perkumpulan perusahaan berbasis digital yang diberi label Media Independen Online (MIO) Indonesia akan menggelar Kongres Pertama, bertepatan dengan usianya menginjak dua tahun
Dalam perjalanan dua tahun ini ternyata perkembangan MIO luar biasa pesat. Sejumlah kepengurusan di tingkat I dan II telah dikukuhkan.
Tentu saja, kita bersyukur atas perkembangan MIO yang pesat ini.
Namun, seiring dengan perkembangan yang pesat itu, bagaimana mencari peluang disela tantangan yang makin ketat ? Kita perlu menggarisbawahi kembali tujuan didirikannya perkumpulan MIO. Yaitu bagaimana kita bisa mensejahterakan perusahaan media yang bergabung di MIO.
Untuk itu, kami mengajak teman-teman pengelola media online untuk bisa menggali peluang dan menganalisa tantangan bisnis media online yang kini persaingannya makin ketat.
Tak hanya persaingan dengan sesama media online tapi juga dengan media sosial, seperti Facebook, Instagram, Youtube, Twitter dan sebagainya.
Lalu, apa saja tantangan dan peluang bisnis media online di Indonesia ?
Dulu, di awal mulai internet muncul dan merata, media online begitu digdaya menggusur media cetak.
Perusahaan media cetak jatuh tersungkur, banyak koran dan majalah yang kini tak dicetak lagi.
KMasa keemasan media online adalah awal dari tenggelamnya media cetak.
Apalagi, saat ini Gadget yang bisa menyuguhkan berita hanya dalam genggaman telah menjadi kebutuhan primer manusia modern.
Seiring majunya teknologi, media online menghadirkan pasar dan peluang tersendiri. Kemudahan akses, kepraktisan dan kecepatan tayang menjadi nilai plus plus media online.
Namun, media online juga memiliki banyak kebutuhan agar operasional tetap berjalan.
Dan operasional sebuah media, umumnya, dibiayai dari sponsorship. Media online adalah tempatnya beriklan digital, baik dengan banner maupun adventorial dan lain sebagainya.
Tapi seiring dengan kemajuan IT ini, media online kedatangan saingan dari arah yang tidak terduga yakni media social atau sosial media.
Facebook ads dan Instagram ads menjadi lahan baru pengiklan yang diklaim lebih efektif untuk beriklan. Bagaimana tidak, mereka bisa menargetkan lokasi dan umur pada setiap pemasangan iklan. Dan biayanya pun bisa menyesuaikan kantong.
Tak hanya itu, media online juga bersaing dengan raksasa google yang kini punya google adword. Google juga mempunyai youtube yang dibanjiri pengiklan. Iklan video yang anda skip di youtube adalah contohnya.
Efektifitas dari periklanan google memang sangat tinggi, bagaimana tidak, mereka memiliki data user. Kemudian si mesin pencari ini akan meletakkan iklan pada minat user. KGoogle bisa dengan mudah mencekoki user dengan iklan yang relevan. Pengiklan tinggal setting saja apa yang mereka inginkan. Sungguh teknologi periklanan yang mutakhir.
Media online juga ketiban pesaing dari para influencer. Akun-akun instagram dengan followers ratusan ribu hingga jutaan membuka pintu lebar untuk para pengiklan. Mereka menamainya dengan iklan endors dan paid promote.
Nyatanya periklanan jenis ini sangat efektif dan masuk ke konsumen yang lebih tertarget.
Tak sebatas itu, media online juga bersaing dengan youtuber serta blogger yang konten kontennya ciamik. Atta Halilintar adalah contoh youtubers sukses yang menjaring subscriber berlimpah.
Dari data di tahun 2019, Atta sekeluarga memiliki 50 juta subscriber lebih dan akan terus bertambah. Beberapa waktu lalu Keluarga Gen Halilintar terlihat mendapatkan fasilitas umroh dari tour travel terkemuka tanah air. Endors itu tentu bernilai miliyaran, terlihat dari fasilitas yang mereka dapat. Itu adalah gambaran dari minatnya pengiklan terhadap youtuber.
Dari kalangan blogger, juga hadir alternatif periklanan untuk para pengiklan. Backlink, endors dan content placement memiliki peluang dari segi penguatan digital marketing. Perusahaan sebesar Bulakapal, Tokopedia dan Traveloka terpantau menggunakan jasa blogger untuk membuat backlink berkualitas. Jasa PBN dan agency blogger pun kini tak sedikit jumlahnya.
Media online memperoleh uang dari sebuah iklan yang mereka dapat dari para pengiklan. Namun, kini pengiklan memiliki alternatif iklan digital yang juga efektif.
Facebook ads, instagram ads, google adwords, youtuber, influencer dan blogger adalah wadah beriklan yang saat ini sedang hits dan dianggap paling efektif. Bahkan media online pun memasang google adsanse yang artinya mereka mewadahi google untuk menaruh iklan para pengiklan di google adwords.
Pembahasan tersebut adalah jabaran bagaimana tantangan media online mengadapi kompetitornya dari segi mendapatkan pengiklan
Tantangan bisnis media online juga hadir dari sumberdaya manusia pengisi konten. Sudah pasti sebuah media membutuhan jurnalis. Sebagai pendukung, juga tentunya membutuhkan penulis konten, editor dan lainnya seperti desain grafis dan IT Suport.
Dalam dunia jurnalistik modern ini, ada banyak tantangan. Kreatifitas sangat diperlukan sebuah tim media online untuk memberikan sentuhan lain daripada yang lain. Karena saat ini media online sudah sangat menjamur dan media sosial cenderung lebih renyah untuk disimak.
Mojok dan tirto adalah contoh media online yang terbilang unik dan memiliki pembaca setia karena keunikannya. Mojok memberikan suguhan berita dengan jenaka, tirto menyajikan berita mendalam yang tajam dan berimbang serta tampilan kekinian.
Mojok contoh media yang sudah lama berdiri dan tetap eksis sedangkan tirto adalah media online baru yang kini memiliki jutaan permbaca setiap bulan. Keduanya memiliki kekhasan dan keduanya dibutuhkan di tengah masyarakat. Keduanya sudah memiliki pelanggan tetap.
Saat ini, sesuai data dari Dewan Pers, ada 43 Ribu Media Online di Indonesia. Itu yang terdaftar, yang tidak terdaftar lebih banyak lagi.
Jumlah ini tentu bukan jumlah yang sedikit.
Perlu diketahui juga bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 171 Juta orang. Ini pasar yang sangat besar.
Dan sebagian besar ingin membaca berita di setiap harinya. Dari tools riset online, kata kuci terbanyak adalah “Berita Terkini”.
Artinya pembaca sangat update dengan berita terkini. Oleh sebab itulah hampir semua media online mengutamakan kecepatan memberitakan. Banyak yang mengatakan bahwa marwah sebuah media online adalah kecepatan.
Google juga memberikan kategori news untuk pembaca yang berselancar menggunakan google. Google menerbitkan google news, setiap menit news yang diunggah akan masuk kedalam google news.
Namun perlu diketahui bahwa tidak semua media memenuhi persyaratan google news.
Media online yang masuk google news biasanya akan kebanjiran traffic. Hal ini karena google secara otomatis meletamkannya di jajaran page one untuk kategori news.
Peluang media online juga terbuka di daerah. Media online di daerah-daerah tumbuh dan berkembang. Lokalisasi pemberitaan memudahkan pembaca untuk mengetahui berita yang terjadi di lingkungan terdekat.
Terlebih lagi, media online daerah juga akan lebih fokus pada berita daerah. Dengan begitu maka segmentnya pun terarah. Di Yogyakarta, misalnya, ada banyak media online: krjogja.com, harianjogja.com, koranjogja.com, jogjalima.com dll.
Berita adalah salah satu kebutuhan manusia di era modern. Hal ini akan terus menghadirkan Tantangan dan Peluang Bisnis Media Online.
Kreativitas, kredibilitas, kecepatan, independensi, inovasi adalah hal penting dari sebuah media.
Oleh karena ke depan MIO perlu melakukan berbagai inovasi dan terobosan. Misalnya bagaimana nanti ke depan MIO bisa memberikan pelatihan kepada anggotanya, agar media-media online yang bergabung di MIO bisa mendapatkan pembaca yang banyak, sehingga bisa mendapatkan iklan atau sponsor yang berlimpah.
Kalau media-media online yang bergabung di MIO, pembacanya sudah banyak, maka MIO bisa mendorong agar Pemda-Pemda dan kementrian2 juga pemasang iklan yang lain, ke depan beriklan ke media online anggota MIO yang jumlah pembacanya, misalnya, paling sedikit 10.000 pemirsa.
Demikian, semoga peluang dan tantangan media online di Indonesia ini, ke depan bisa kita perdalam dan diskusikan lebih jauh.
Jakarta, 23 September 2022