Tutup Menu

FGD Diam, Menonton Hoax, Salah Siapa?

Kamis, 02 April 2020 | Dilihat: 1118 Kali
    
Oleh Ajipati Gunawan

Pati  punya slogan Bumi Mina Tani. Bumi artinya, (Berdaya Upaya Menuju Identitas Pati), .MINA  (Makmuri Ideal Normatif Adil .sedang TANI (Tentram Aman Nyaman Indah). Kita-kira seperti itu.

Sangatlah prihatin yang mendalam rasanya di sebut kota pensiun serta kota segudang kuliner kini di stempel oleh oleh pihak pihak penebar isu sesat sebagai zona merah corona, meski sebenarnya tidak ada apa apa. Artinya hanya isu fitnah clometan warganet, terutama  mereka yang tak ingin Pati aman nyaman dan tentram.

Meski demikian kami yang domisili di luar Pati dikatakan tak terima jika daerahnya dicap dan perolok zona merah corona.

Memang sayang bumi mina tani banyak pekerja media, namun faktanya berita berita mereka di kalahkan oleh gerombolan penebar hoax yang bebas teror isu sesat di mana mana. Pertanyaanya, di mana FGDnya yang dulu sudah di bentuk.?

Jurnalis adalah profesi yang dikenal sebagai multitalenta bisa di katakan profesi serba bisa,itupun yang cerdas dan profesional kerjanya.Bahkan ada juga hanya yang gagah gagahan saja, karena di bekingi profesinya dengan pamer sini dan sana. Maklum biasanya mereka pemula.

Di sisi lain banyak juga person person dengan gagahnya menyandang predikat dan kartu tanda anggota menempel di dada. Mereka hobinya berkeliaran di sejumlah dinas dinas instansi pemda dan desa desa sebagai target buruanya.

Meski kadang mereka tak punya ide, bahkan tak punya misi sebagai pencerdas kehidupan bangsa, berpikir memajukan daerahnya,bahkan bikin berita sebagai senjatanya seorang jurnalis kebanyakan saja. 

Bahkan bisa dihitung orangnya. Hebohnya juga hanya menjadikan berita copy paste belaka agar dipuji oleh pihak pemda. Hal inipun pernah juga di lontarkan oleh wartawan di Pati yang dianggap sebagai eyangnya.

"Ini lhooh saya bikin berita meski berita berita itu copy paste dari humas saja".

Anehnya jika mereka mereka yang diundang untuk diskusi di forum membahas kemajuan daerahnya, bisa di sebut tak bisa apa apa ataukah hanya sebagai pendengar saja.Herannya juga ada oknum yang sudah tidak bekerja alias dicoret namanya dari salah satu media ibukota, di sayangkan juga humaspun masih mendata.

Fakta fakta juga mereka hanya berpangku tangan berharap mendapat anggaran yang di anggarkan oleh pemda, Bahkan jarang sekali berpikirnya untuk memajukan daerah dan perkotaanya..FGD  salah siapa....? Meski demikan dianggarkan anggarannya menjadi tren rebutan dua kubu yang oleh pemda di bagilah dua. Lagi lagi dan lagi salah siapa.....?

Trending topik yang jadi membahana datangnya para pemula yang tanpa pengalaman di lapangan bahkan tanpa pendidikan dan latihan jurnalispun, tak pernah dan jarang mengikutinya.
Sehingga ending membangun peradaban daerah demi terwujudnya suatu kota yang sejahtera berwibawa hanyalah jadi isapan jempol belaka.

Jelas jelas merekapun dalam FGD tak banyak ide,uneg uneg untuk  berguna memajukan daerahnya. 
Pasalnya mereka kebanyakan yang berembug hanyalah rebutan jatah saja, meski harus berdesakan tanda tangan berlembar lembar kertasnya.

Pikiran dan ide cerdas rupanya memang pernah di sampaikan Ketua Umum LSM di Pati ternama."Percuma di bentuk forum hanyalah hambur hamburkan duit dari pajak rakyat semata, dan wajib yang berembug adalah para pemikir dan luas wawasannya. Bukan para wartawan pemula".terang aktivis ternama.

Semoga saja duit dari pajak rakyat bertepat guna benar banar untuk sejahtera rakyatnya.

(Penulis adalah pemerhati profesi dan jurnalis sejak reformasi 1999 sampai sekarang- KRA.N.Ajipati gunawan)

Dapatkan Info Teraktual dengan mengikuti Sosial Media TabloidSkandal.com