Langgur, Skandal
Perayaan Kamis Putih di Stasi Langgur tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena dampak dari Pandemik Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Suasana saat bersama di Gereja, harus ditiadakan akibat pandemik dimaksud.
Perayaan Kamis Putih di Gereja Katedral Langgur yang dipimpin oleh Pastor Paroki setempat, RD. Eko Rejaan, harus dilakukan tanpa kehadiran umat.
Kerinduan umat yang sangat tinggi akan sebuah Perayaan Ekaristi Kudus di Pekan Suci ini semakin tinggi dan nyata.
Pantauan media ini, usai memimpin Misa di Gereja, Kamis malam (9/4/2020), Pastor Eko Rejaan yang juga adalah Wakil Uskup Wilayah Kecil, menghantar Sakramen Maha Kudus mengelilingi rukun dan lingkungan.
Prosesi tersebut disambut seluruh umat Katolik dengan sukacita bercampur bercampur rasa haru.
Meskipun hujan, tapi umat dengan setia berdiri di sepanjang jalan di dalam rukun dan lingkungan msaing-masing sambil menuggu Imam (pastor) membawa Sakramen Maha Kudus.
Dengan tetap menaati Perintah Yang Mulia Uskup Diosis Amboina untuk tetap menjaga sosial distancing, umat pun setia berdiri berjam-jam hanya untuk menuggu Sakramen Maha Kudus yang dihantar oleh Pastor tersebut melewat lokasi mereka.
Umat dari yang berusia balita hingga lansia pun turut hadir di jalan untuk memberi penghormatan kepada Sakramen Haka Kudus.
Pastor Rejaan usai prosesi tersebut mengatakan, kerinduan umat Katolik untuk merayakan Pekan Suci ini semakin tinggi.
“dari Minggu Palma sampai Kamis Putih ini, saya merayakan perayaan Ekaristi di Gereja tanpa umat. Tetapi setelah itu saya berjalan keliling di semua rukun dan lingkungan. Saya dapatkan, begitu antusiasme umat terhadap perayaan-perayaan itu walaupun tidak seperti biasanya dalam kebersamaan,” katanya.
Dijelaskan Pastor Rejaan, pada perayaan Minggu Palma kemarin, meskipun panas dan hujan, umat di lingkungan dengan tetap menjaga social distancing, mereka dengan setia menunggu Pastor melewati lingkungan masing-masing untuk memberkati daun-daun palma mereka.
“Hal yang serupa pula dilakukan umat pada perayaan Kamis Putih ini. Tadi juga, meskipun suasana malam dan ada hujan juga, tapi umat dengan setia dan khusuk berlutut dan berdoa, bahkan ada yang sambil menangis memberi penghormatan kepada Sakramen Maha Kudus yang sementara lewat,” ungkapnya.
Menurutnya, perayaan Pekan Suci tahun ini meruapakan sebuah pengalaman iman yang sangat berharga bagi masing-masing umat, keluarga, rukun dan lingkungan.
“Itu artinya, dengan peristiwa ini maka iman umat Katolik semakin diperdalam dan tidak goyah. Itu adalah kebanggan dan sukacita saya dalam merayakan perayaan Minggu Sengsara tahun ini yang saya dapatkan,” pungkasnya. (***)