Pungli di SMA Negeri 1 Perhentian Kabupaten Kampar Perlu Diusut
Jumat, 21 Juni 2019 | Dilihat: 2083 Kali
Kuitansi biaya komputer
Kampar, Skandal
Kasus dugaan pungutan liar (pungli) dunia pendidikan pada sekolah menengah atas (SMA) Negeri 1 Perhentian Raja Kabupaten Kampar Provinsi Riau yang semakin merajalela dengan berbagai modus perlu diusut, karena, membenani wali murid untuk keperluan sekolah.
Salah seorang orang tua siswa kepada wartawan mengaku sangat keberatan dengan adanya beban pungutan biaya komputer sebesar Rp503.000. Apalagi memiliki anak 2 (dua) di sekolah yang sama (SMA Negeri 1 Perhentian Raja).
" Bagi yang anaknya dua, tidak ada disampaikan Rp 700.000 itu bang.Saya aja baru dengar dari abang, diberikan keringanan bagi yang memiliki anak dua" ungkap orang tua murid soal keringanan bagi yang punya dua anak di sekolah itu
Menurut wali murid, informasi pungutan diberikan kepada wali murid,setelah siswa kelas XII melaksanakan Study Tour yang diwajibkan pihak Sekolah dengan biaya sebesar Rp 750.000 melalui rapat yang dilaksanakan pihak sekolah melalui Komite di lingkungan SMA Negeri 1 Perhentian Raja Kab.Kampar.
" Bukan kami ini orang tak punya, kenapa bukan Komputer aja dari pada jalan-jalan kemarin." ucap Wali murid yang mungulangi perkataan wali murid lainnya. Mereka ymenyampaikan keberatan kepada pihak sekolah melalui Komite
" Kalau tidak setuju keluar saja,tapi sayang sudah kelas XII." tambah Wali murid yang mengulangi perkataan Agus Salim yang disampaikan pada saat rapat dilaksanakan
Diceritakan (Ortu) siswa, bertahun-tahun sebelumnya, pihak SMA Negeri 1 Perhentian Raja Kabupaten Kampar selalu saja menerima anggaran BOS dan BOSDA dari pemerintah Pusat dan Propinsi.
Namun penggunaan dana Bos itu oleh sekolah setiap tahun ajaran, tak jelas. Namun pihak sekolah tetap saja memungut biaya terhadap orang tua siswa/i dengan dalih biaya komputer, setelah Siswa atau kita orang tua murid dibebankan biaya study tour untuk anak kita kelas XII.
“Kami sebagai orang tua murid, tidak bisa berbuat apa-apa karena intimidasi dari pihak sekolah SMA Negeri 1 Perhentian Raja luar biasa. Saya berharap, ulah para pendidik di sekolah itu harus diselidiki untuk diproses, sebab sangat merusak moral guru yang seharusnya mencerdaskan anak bangsa, bukan malah menjadi penyusah dan mencari untung diatas ketidak mampuan orang tua siswa-siswi,” katanya.
Orang tua murid yang tidak ditulis jati dirinya menjelaskan, praktek dugaan pungli sudah sangat teroganisir. Sebab pembayaran dikoordinir oleh salah satu oknum guru dan ketua komite sekolah. Namun bukti pembayaran yang tertera dalam kwitansi dan jenis bukti lainnya, ada.
“Kami orang tua murid pun bingung atas perkataan pihak sekolah dan komite akan tagihan uang Komputer kepada masing-masing orang tua murid atas kesepakatan bersama, sementara wali murid yang hadir dalam rapat tidak mencapai separuh dari total seluruh Siswanya,kalau diambil volingpun dari yang setengah yang hadir dari total siswa tidak mencapai separuhnya.,” ujarnya.
Nada serupa juga disampaikan wali murid lainnya pada SMA Negeri 1 Perhentian Raja Kabupaten Kampar. Dia menyampaikan, pendidikan gratis hanya formalitas doang. Sebab orang tua selalu dibebankan untuk membayar kegiatan- kegiatan keperluan sekolah, seperti uang komputer.
“Saya berharap, pihak berwenang yang mempunyai kebijakan harus memberantas pungli di sekolah tingkat SMA Negeri 1 Perhentian Bangkinang Kabupaten Kampar ini. Dan para instansi pemerintah Provinsi Riau dan Pusat, juga harus turun ke lapangan, bagaimana kondisi pendidikan di Kabupaten Kampar,” katanya.
“Bisa disurvei bagaimana saat ini rakyat menjerit, karena demi kecerdasan anak bangsa. Sebagai orang tua saya ingin anak saya cerdas, oleh sebab itu di sekolahan. saya harap dalam hal ini pemerintah harus hadir,” harapnya.
Sementara Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Kampar, Fajri ketika hendak diminta tanggapannya oleh awak media guna menindak kasus dugaan pungutan liar di SMAN 1 Perhentian Raja Kabupaten Kampar sebagaimana harapan Ortu siswa disertai bukti-bukti yang diperoleh awak media, hingga berita ini terpublish kontak via hendphon Kasat Reskrim, belum aktif. ***(Ismail)