Skandal NTB :
Polda NTB melalui Wakapolda Brigjen Pol.Drs.H.Tajudin MH, secara resmi membuka pendidikan pembentukan Bintara tahun angkatan 2019/2020 di Sekolah Polisi Negara Polda NTB di Desa Belanting, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, NTB Selasa, 6/8 pukul 09.00 WITA.
Turut hadir dalam acara tersebut adalah pejabat utama Polda NTB beserta istri, Kajari Lotim, Perwakilan dari TNI AD, AL dan AU, Sekda Lotim, Kepala Desa Belanting , Camat Sambelia dan orang tua/wali siswa, Wakapolda NTB sendiri yang membacakan amanat dari Kapolri dan menyampaikan ucapan selamat kepada Calon Bhayangkara siswa Pendidikan Bintara Polri yang telah lulus dan dinyatakan memenuhi syarat untuk mengikuti pendidikan pembentukan melalui serangkaian proses seleksi.
"Keberhasilan ini tidak terlepas dari perjuangan, ketekunan, keuletan disertai do'a dan dukungan dari orang tua, keluarga serta berkah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa," tutur Wakapolda
Tahun 2019 Polri akan mendidik sebanyak 8.875 orang siswa terdiri dari 8.475 pria yang akan dididik di 31 Sekolah Polisi Negara jajaran Polda seluruh Indonesia. 400 orang siswa wanita yang akan di didik di Sepolwan Lemdiklat Polri ,sedangkan yang mengikuti pendidikan di SPL Polda NTB sebanyak 155 siswa.
Kapolri dalam amanatnya menyampaikan pendidikan yang di selenggarakan ini bukanlah untuk menambah jumlah personel Polri tetapi untuk menggantikan penyusutan jumlah personel Polri yang terjadi setiap tahun.
Pimpinan polri menerapkan kebijakan Zero growth dengan maksud untuk mencapai efisiensi beban anggaran Polri sehingga dapat di gunakan untuk memenuhi kebutuhan Operasional Kepolisian secara optimal.
Konsekuensi dari kebijakan tersebut adalah tersediannya personel Polri yang unggul,mahir dan berintegritas serta memiliki etos kerja yang tinggi sehingga dapat menyelesaikan setiap tantangan tugas dengan efektip dan efesien .
Selain itu, Kapolri juga memberikan penekanan kepada para siswa pembentukan untuk di pedomani dan di laksanakan. Di antaranya, memahami keberhasilan dalam ujian seleksi penerimaan , bukanlah akhir dari perjuangan, namun sebuah awal dalam menempuh pendidikan dan pelatihan sebagai calon Bhayangkara.
"Maka dari itu tanamlan semangat,tekad dan motivasi yang tinggi," ujarnya.
Kedua, persiapkan fisik dan mental, segera menyesuaikan diri dengan lingkungan lembaga pendidikan ,patuhi seluruh ketentuan yang berlaku agar dapat mengikuti dan menyelesaikan seluruh proses pendidikan dengan baik.
Ketiga, bangun rasa kekompakan,rasa kebersamaan ,rasa keakraban ,dan ciptakan komunikasi yang interaktif dan konstruktif dengan pelatih,instruktur maupun pengasuh.
Keempat, sadari harapan dan kebanggaan orang tua,masyarakat dan bangsa. Jadi hindari perbuatan yang dapat menjatuhkan kehormatan diri, nama baik institusi maupun keluarga.(007.M.Amin)