Nusmese: Kok Baru Sekarang Tas Noken Jadi Masalah
Minggu, 16 Agustus 2020 | Dilihat: 627 Kali
Malra, Skandal
Gelaran kirab bendera Merah Putih, Sabtu (15/8/2020), benar-benar jadi petaka buat Nusmese. Terlebih statusnya ASN Pemkab Malra.
Gara-garanya, Tas Noken punya kombinasi empat: biru, putih, hijau dan merah. Paduan warna itu identik dengan bendera Republik Maluku Selatan (RMS), seperti ungguhan pada facebook.
Akibatnya masyarakat di Kepulauan Key jadi geger, sehingga memunculkan kritikan pedas dari para netizen. Bahkan, tak luput dari sorotan media Pers lokal.
Pemilik tas noken, Anita Siti Nusmese menyatakan, tak menduga tas yang dipakainya itu bisa berujung masalah.
Pasalnya, tas tersebut sering dibawanya kemana-mana dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini, namun tak pernah sekalipun ditegur atau dipermasalahkan pihak keamanan dan masyarakat di wilayah setempat.
Nusmese lantas heran sembari bertanya-bertanya, mengapa baru di hari ini, moment kirab bendera Merah Putih, jelang HUT Kemerdekaan RI ke 75, warna tas itu dipermasalahkan.
“Tas ini sudah ada pada beta (saya) tiga tahun lamanya sejak 2017 dan beberapa hari ini berturut-turut ini beta pakai tas itu. Sebelum saat tadi, tas ini seng (tidak) pernah dipermasalahkan. Kenapa, baru tadi?,” ujar Ance (Sapaan akrab) saat dtemui awak media di kediamannya, Sabtu (15/8/2020) malam.
“Tadi pagi beta buru-buru, seng (tidak) ada waktu lai (lagi) par kore-kore (bongkar) isi dalam tas par kase pindah di tas lain, apalagi dompet dan barang-barang penting lainnya semua ada di tas itu. Jadi pas habis menyimpan rumah, memasak, mandi dan pakai pakian langsung beta cigi (tarik) tas itu dan bajalan pi ikut kegiatan tanpa beta sadari nanti akan jadi masalah,” ungkap dia.
Nusmese terkejut saat diberitahukan bahwa tas noken miliknya itu jadi perbincangan hangat di media sosial. Dia pun mengaku sangat menyesali kejadian yang menimpanya ini.
“Pribadi beta tidak merasa bahwa dengan adanya kejadian ini lalu buat beta jadi top. Tetapi sebagai istri, mama dan ASN, beta merasa dilecehkan sekalipun nama beta tidak disebut dalam unggahan facebook itu, tapi ada foto wajah beta dan pimpinan serta staf Dinas di situ. Kenapa tidak memviralkan pribadi badan beta sendiri atau lingkar foto tas itu besar-besar juga tidak mengapa,” sesal dia.
Bagi Nusmese, tak ada niat apapun dari dirinya untuk menjatuhkan harkat dan martabat bangsa dan daerah ini. Apalagi sebagai sosok ibu dan perempuan sekaligus berprofesi Aparatur Sipil Negara (ASN), dia tak mungkin membelenggu dirinya sendiri ke ranah hukum dan politik.
“Tidak ada faktor kesengajaan dalam hal ini. Siapa yang gila mau kase terjun diri sendiri ke dalam jurang. Beta tidak mau terlibat dalam masalah, hanya karena tas yang beta pakai ini. Itu bahaya sekali, apalagi beta ASN,” tegasnya.
Ance menjelaskan, tas noken miliknya itu didapatkan dari salah seorang kerabat dekat yang berada di Biak-Papua pada tahun 2017.
“Awalnya kan beta pung ponakan yang tinggal di Biak mau datang buat Natal disini, lalu beta pesan ke daia kalau datang beli tas noken satu, jadi tas itu sudah yang dia beli dan bawa par beta. Saat bawa datang dan pakai juga seng ada komentar dari dia ataupun orang lain yang lihat saat beta pakai akan,” tuturnya.
Menurut Nusmese, hingga detik ini tak tahu warna dan bentuk bendera tersebut seperti apa. Untuk itu, atas kejadian ini, dia menganggap, itu hal biasa saja dan tidak usah dipermasalahkan lebih jauh lagi, mengingat cinta dan kesetiaannya akan tetap abadi sebagai warga negara Indonesia.
Nusmese mengaku, pihak TNI-AD Kodam XVI Pattimura dan Kodim 1503 Tual telah menemui dan mempertanyakan peristiwa tersebut langsung di kediamannnya malam tadi, Sabtu (15/8/2020). Tas noken tersebut juga telah diserahkan ke pihak TNI AD.
“Demi kebenaran, sebelum mereka (pihak Kodam) menghubungi dan mendatangi beta di rumah ini, beta sudah lebih dulu hubungi mereka dan mempersilahakan mereka untuk menginterogasi beta di rumah. Akhirnya meraka datang dan semua yang dipertanyakan tentang tas itu, sudah beta ceritakan dan jelaskan ke mereka. Tas itu juga sudah beta serahkan ke pihak berwajib,” sebutnya.
Atas peristiwa ini, Ance menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh elemen masyarakat di Kepulauan Kei. Ia berharap, kiranya masalah ini dapat segera diselesaikan sebelum memasuki HUT Kemerdekaan RI pada Senin (17/8/2020) nanti.
“Atas nama pribadi, beta mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua masyarakat, Kepolisian, TNI dan Pemerintah daerah di kedua daerah ini, terkhusus Pemkab Malra. Beta berharap, masalah ini bisa cepat selesai,” pintanya.