Tutup Menu

DUA OKNUM WARTAWAN KKT DI DUGA KUAT MELAKUKAN PEMERASAN

Senin, 15 Juni 2020 | Dilihat: 2148 Kali
    

Saumlaki, Skandal

Dua oknum wartawan di  KKT GK dan BN yang diduga kuat melakukan pemerasan kepada seorang guru SMP  Saumlaki. Keduanya ke rumah guru tersebut
di  Desa Lauran Kecamatan Tanimbar Selatan KKT.

"Tapi  saya tidak di rumah, sedang di kantor Dinas Pendidikan," ungkap guru yang merahasiakan namanya.

Menurut guru tersebut, keduanya menanyakan   terkait uang pensiun almarhum suami yang selama beberapa tahun diterima, kendati dirinya  sudah menikah lagi.

"Namun beberapa tahun terakhir ini sudah tidak lagi saya terima," ungkap guru tersebut.

Kendati gagal bertemu di rumah, mereka bertemu di tempat kos GL  di Desa Sifnana. Dalam pertemuan itu ada juga wartawan lain.

"Jadi Mama patok katong berapa ? Saya tanya Patoknya dalan artian bagaimana ? Jawab GK"Seng Mama kasi Beta 15 juta Tapi saya bersumpah saya tidak punya uang sebanyak itu karena Bapak  Saya baru meninggal dan tabungan saya mines," beber guru tersebut.

Meski begitu, GL getap bersikeras menanyakan nilai nominalnya."Saya sampaikan, saya harus berikan uang berapa lagi? Sedangkan dari awal saya sampaikan tidak ada uang. Tapi kalau kalian paksakan, maka saya akan usahakan," jawabnya saat itu, yang mengaku nomer hpnya dicatat oleh dua wartawan tersebut.

Dua hari berikutnya, GK kembali menghubunginya. Dia mau berangkat keluar kota, tapi tidak memiliki tiket.

"Saya sampaikan  tolong sabar dulu karena belum ada uang. Berangkat saja dulu nanti kalau sudah pulang  baru kemudian uangnya saya berikan," jelasnya.

Dua hari selang GK meneleponnya  lagi dan meminta uang sebesar Rp tiga juta  untuk berangkat ke Ambon, karena ada keperluan penting. Meski tidak ada uang, guru tersebut meminjam uang sebesar Rp 1.500.000. Uang tersebut diberikan kepada GK, yang berangkat Kamis Subuh ke Ambon.

Meski sudah diberikan, GK meminta tambah lagi sebesar Rp 1.500.000, karena hari yang ditentukan tidak bisa  berangkat. 

Guru tersebut  berusaha mencari pinjaman di Desa Sifnana,Olilit Barat  dan Olilit Timur. Tapi hasilnya nihil, sehingga karena malu sampai saat memberikan pernyataan ini dia belum menghubungi GK.

Begitupun kepada temannya, dia sudah mengatakan berusaha meminjam, tapi tidak berhasil.

Menjelang tiga hari,BN menelepon dirinya  dan menyampaikan bahwa bosnya menanyakan bagaimana Rp 5 juta yang dijanjikan buat BN.

"Saya sampaikan  tidak ada uang, tapi nanti saya berhutang saja. Bila dapat berapa berapa saja saya akan   berikan lagi,Tapi BL sampaikan tidak, karena bosnya meminta setor Rp 5 juta dulu. Kebetulan adik dari istri saya lagi mau bayar uang semester, akhirnya saya berhutang Rp 5 juta dan berikan kepada BN," tuturnya.

Menurut guru itu, bosnya  BN orang Jawa, tidak berada di tempat.  Selang dua atau tiga hari BN menelepon dirinya dan meminta uang Rp 1 juta, dan  memberikannya di depan Bank BRI  Saumlaki.

Beberapa hari saat di sekolah, dirinya di telepon lagi oleh BN. Dia menyebut dirinya dibuat susah  

"Saya tanya, kasi susah Ose apa lagi  ?" Nanti Beta tuntut Beta nama baik di Polisi karena anak Mama menjelekan Beta di Lorulung. Ada teman wartawan Beta di Lorulung  dengar dari seorang Guru. Anak Mama Ibu ngomong bahwa Beta  ini wartawan yang...." tutur ibu guru tersebut.

BN minta agar dirinya membayar Rp 700 ribu agar kasusnya tidak diteruskan ke polisi.

"Karena takut, saya  kasi 500 ribu, dengan berutang, ditambah   satu karung 25 kg seharga 240 ribu.

Di tempat dan waktu yang sama,BN  menjelaskan, awalnya GK minta uang sebesar Ro 30 juta. Cuma guru itu sanggap memberikan  Ro 3 juta  Tapi GK sampaikan Rp 5 juta juga seng cukup kalau bisa 25 atau Rp 30 juta,Tapi permintaan itu ditolak.

Diakuinya uang tersebut digunakan sendiri untuk perbaiki motor  Sedangkan terkait uang tiket GK, BN mengaku tidak tahu dan  bersedia kembalikan secara mencicil Ro 500 ribu setiap bulan kepada guru tersebut sampai lunas.
( TAN 1 )

Dapatkan Info Teraktual dengan mengikuti Sosial Media TabloidSkandal.com