Skandal Muba
Tembok dan Pegar kolam Retensi yang terletak di belakang ruang guru, SMP Negeri 2 Sekayu ambruk dan roboh Selasa pagi 29/10/.
Padahal pembangunan kolam Retensi tersebut baru selesai dikerjakan lebih kurang satu minggu dengan menggunakan APBD Muba tahun 2019 sebesar Rp 199.554.000. Pekerjaan dilakukan oleh Kontraktor CV. Wijaya Muda.

Kondisi tembok dan pagar yang ambruk
Ambruknya tembok dan pagar kolam retensi diduga salah perencanaan, sehingga tidak dapat menahan beban akibat turun hujan. Diduga pula pondasi yang terbuat dari batu kali tidak dapat menahan beban derasnya air hujan yang membuat tanah yang abis di gali menjadi lembut, membuat pondari menjadi ambruk.
Mul, selaku pihak kontraktor saat ditemui mengaku melakukan pekerjaan pembuatan kolom ini sudah sesuai petunjuk dari RAB , dan dari titik O sampai pekerjaan selesai ada pengawasan dari dinas.
"Pekerjaan ini baru selesai dan belum di laporkan dengan PPK dan PPTK , karena semalam hujan sangat lebat serta kondisi tanah humus ," ujarnya.
Dalam pekerjaan ini, tambah Mul, pihaknya tidak ada mengambil uang muka. Jadi, meski pekerjaan ini dinyatakan gagal, pemerintah tidak dirugikan. "Kami siap untuk mamperbaiki,"ungkapnya.
Redo, selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang juga sebagai Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Muba, ketika akan di temui di ruang kerjanya untuk mengklarifikasi ambruknya tembok dan pagar retensi, tidak dapat di temui.
Menurut stafnya belum bisa ditemui karena masih banyak pekerjaan.
ketika Skandal beranjak dari ruangan meninggalkan pesan melalui tulisan agar di sampaikan pada yang bersangkutan , belum jauh dari ruangan langsung menelepon.
"Kami sudah memanggil pihak kontraktor dan meminta untuk memperbaiki pekerjaan itu, dan pihak kontraktor menyanggupi untuk memperbaiki," tuturnya.
Dukatakanya dalam pekerjaan ini pemerintah tidak dirugikan , karena dari awal pekerjaan pihak kontraktor tidak diberikan uang muka.
"Jadi dari awal sampai sekarang belum ada pembayaran dan pekerjaan itu belum selesai," imbunya. (dris)