Bupati Ale Bungkam Soal Alasan Serobot Tanah Orang
Sabtu, 19 September 2020 | Dilihat: 823 Kali
Tolitoli,Skandal
Bupati Tolitoli, Sulawesi Tengah (Sulteng) Saleh Bantilan alias Ale ribut keras dengan Udin Lamatta di teras kediaman Bupati dua periode itu, senin ( 14/9/20).
Menurut Udin Lamatta, pertengkaran keras siang itu dipicuh oleh kasus perampasan kebun kelapa milik Udin di kelurahan Nalu – kini lokasi rumah adat – yang melibatkan Ale Bantilan.
Dikatakan Udin, awalnya pertemuan dengan Ale Bantilan baik-baik saja.
Karena banyak orang disekitar, apa lagi yang mau dibicarakan adalah masalah sensitif dan bisa mempermalukan Ale, Udin lantta lalu menganjurkan Ale untuk ngobrol berdua saja.
Akan tetapi Ale tidak mau, dengan mengatakan bicara saja disini, tidak apa-apa mereka dengar. Nah, pada saat itulah Udin langsung mempertanyakan kembali masalah kebun kelapa yang diserobot Ale yang hingga kini tidak kunjung ada penyelesaian.
Lantaran merasa tersudut diberondong Udin, Bupati Ale kemudian tersulut emosi, bersuara keras dan tidak substantif, dengan hanya menjawab gugat saja kepengadilan tanpa mau jelaskan apa dasar pihaknya kuasai kebun kelapa orang dengan cara-cara illegal dan intimidatif.
“Saya kan tanya, kalau lokasi itu milik bapak, mana dokumennya bapak, ini dokumen saya, tapi kenapa bapak ngegas (marah-marah, red),” jelas Udin mengulang kisah keributannya dengan ketua PAN Tolitoli itu.
“Suara saya memang begini, tidak usa kau balogat jakarta disitu, ngegas-ngegas,” sambung Udin menirukan suara keras dan cenderung arogan Bupati Ale itu.
Karuan saja, beberapa anggota Pol PP dan sejumlah pegawai, tak kecuali ajudan Bupati sontak kaget menyaksikan Ale – Udin yang berdebat sambil duduk dengan jarak hanya sekitar setengah meter itu.
“Sudahlah pak Udin, biar bagaiman pun itu bupati kita, “ ujar salah seorang, sambil ditimpali yang lain ditengah suara dan raut wajah Ale yang malu lantaran tidak bisa menjawab pertanyaan dan argumentasi Udin.
Lebih jauh Udin mengungkapkan kasus perampasan kebun kelapa ini sudah cukup lama terjadi, sampai-sampai Ale itu sudah pernah diperiksa pihak penyidik polres Tolitoli dijaman Ka Polres Sugeng dan Kasat Reskrim Iketut.
Bahkan terakhir, urai Udin, pada 12 Maret 2019 pihaknya melaporkan kasus ini ke Inspektorat Pengawas Daerah (Irwasda) Polda Sulteng, menyusul ketidakjelasan proses kasus penyerobotan kebun kelapa yang dilaporkannya di Polres Tolitoli beberapa waktu silam.
Ditanya mengapa sejak dulu tidak digugat saja kepengadilan, kepada media ini Udin Lamatta mengatakan ini adalah kasus pidana, perbuatan melawan hukum yang sudah tentu Polisi wajib mengusutnya secara profesional dan tuntas.
“Apa lagi ini pelakunya adalah pejabat negara, saya minta tidak ada satu pun warga negara yang kebal hukum di negara hukum ini,” tegas ketua Media Online Indonesia (MOI) Sulteng itu.
Ucap Udin, sehari sebelum pertengkaran itu terjadi, pihaknya mendatangi kediaman seorang yang juga terkait kasus penyerobotan kebun kelapa Udin Lamatta itu.
Dia adalah kakak sepupu Ale Bantilan, sekaligus mantan Bupati dua periode, kini Rektor Madako Tolitoli, Dr HM Maruf Bantilan, akrab disapa MB.
Ditemui di Rumahnya di kelurahan Baru, jelas Udin, MB menyatakan masalah ini bertambah rumit. Sebabnya, di lokasi itu ada rumah adat bermaterial kayu yang dibangun MB saat masih menjabat Bupati.
Terus, kini rumah adat itu sudah dibongkar dan dibuat permanen oleh Bupati Ale Bantilan tanpa beritahu ke MB selaku pencetus awal bagi berdirinya rumah adat di lahan kebun kelapa Lamatta itu.
“Sekarang masalahnya tambah rumit, sekarang rumah adat itu dia (Bupati Ale, red) bongkar. Kesalahan Ale sudah berlapis-lapis, “ tutur Udin menirukan ungkapan Maruf Bantilan.
Dikatakan MB, sambung Udin, oleh karena itu kita tunggu saja Ale sudah tidak Bupati lagi, sekitar bulan februari baru saya panggil dia, lalu kita bicara bertiga.
Sepertinya tokoh lintas talenta kabupaten Tolitoli ini sedang menyimpan masalah juga dengan Ale.
Masalah apa gerangan, dan seperti apa kelanjutan pertengkaran Udin Lamatta dengan Bupati Ale, ikuti berita berikutnya.
Yang pasti, Bupati Tolitoli bernama lengkap DR (HC) HM Saleh Bantilan, SH,MH yang dikonfirmasi via whatsApp terkait keributan itu, tidak menjawab.
WhatsApp konfirmasi ke bupati yang santer dikaitkan 11 lembar cek senilai Rp 1 Miliar dalam persidangan kasus korupsi Gernas atas kadis perkebunan Tolitoli beberapa waktu lalu itu, tidak dibalas.(tim)