Rembang, Skandal
Intensitas hujan tinggi disertai angin kencang sepekan terakhir mengakibatkan 3 Desa di Kecamatan Sluke terkena bencana longsor.
Ketiga desa itu masing - masing Desa Labuhan Kidul, Desa Manggar dan Desa Bendo. Hasil investigasi di lokasi menunjukkan, di Desa Labuhan Kidul Tebing Madrasah Diniyah (Madin) setinggi 15 meter Panjang 4 meter yang belokasi di wilayah RT 02 / RW 02 Dukuh Culeng ambrol akibat tak mampu menahan beban. Diduga peristiwa ambrolnya tebing ini akibat hujan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari warga, tebing Madin yang dibangun dari kucuran Dana Desa (DD) tahun anggaran 2019 baru saja selesai dibangun Januari 2020 itu retak. Berdasarkan kesaksian salah satu warga, Abdullah, peristiwa longsor terjadi sekitar pukul 8.45 WIB. Sebelumnya kondisi tebing sudah ada retakan. Akibat hujan terus -menerus air hujan yang berasal dari Madrasah menggenangi tebing, karena tak mampu menahan beban tebing longsor.
"Kemarin sudah terlihat adanya retakan di sisi depan tebing. Akibat hujan yang turun terus menerus tebing longsor karena tak mampu menahan beban," katanya.
Salah satu warga Suwarman yang sebelumnya terlibat dalam pembangunan tebing Madrasah itu, mengatakan hal yang sama. Namun, menurutnya, pondasi tebing lama yang labil dan bergerak tidak kuat menahan beban pondasi tebing yang baru. Apalagi ada beban tanah urukan yang masih baru dan kondisi hujan yang terus menerus.
Kasi Transtib Yudhi Prasetyo bersama warga membersihkan material longsor Madin di Desa Labuhan Kidul.
Peristiwa bencana tebing longsor juga menimpa Asmuri warga Desa Manggar Dukuh Karang Geneng RT 02 / RW O3 dan Kardi warga Desa Bendo RT 02 / RW O3 keduanya terkena bencana longsor. Tebing rumah yang hanya menggunakan tumpukan batu itu longsor.
Kepala Desa Manggar Arif Wibowo mengatakan, terjadinya longsor itu akibat hujan turun terus -menerus. Tebing rumah sepanjang 4 meter ketinggian 5 meter milik salah satu warganya longsor.
Kepada warga desa ia menghimbau agar waspada ketika turun hujan. Apalagi kultur tanah sangat labil dan mudah longsor.
Ditemui di lokasi kejadian Kapolsek Sluke AKP Sunandar juga turut mengimbau kepada segenap warga yang ada di wilayah Sluke, khususnya warga di 5 desa yakni; Labuhan Kidul, Manggar, Rakitan, Bendo, dan Sanetan agar selalu waspada. Apalagi saat ini curah hujan cukup tinggi belakangan ini, hingga potensi terjadinya bencana longsor cukup memungkinkan.
"Kami menghimbau kepada warga untuk waspada, apabila curah hujan cukup tinggi dan juga kepada warga yang berdomisili di bantaran atau di tepian - tepian talud hendaknya mempersiapkan diri dan selalu waspada. Apabila memungkinkan mengungsi ke rumah saudaranya atau ke tempat- tempat yang aman, sehingga akan selamat jika terjadi bencana longsor," imbauannya.
Hal yang sama juga disampaikan Danramil Sluke Kapten Infantri Andik Setiawan. Ia mengatakan, selama ini bersama aparat keamanan TNI dan Polri apabila ada informasi bencana dari warga maupun personel langsung terjun ke lapangan untuk membantu warga yang terkenang bencana.
"Begitu mendapat informasi dari Babinsa dan Babinkamtibmas dan warga, kami bersama personel TNI dan personel Polri tanpa menunggu intruksi maupun perintah dari atasan langsung terjun ke lapangan untuk segera membantu warga yang terkena bencana. Setelah itu sesuai prosedur kami melaporkan ke pimpinan," katanya.
Menurutnya sejauh ini berjalan dengan baik berkat kerjasama yang baik antara aparat TNI, Polri, Pemerintah dan warga. "Selama bencana itu masih bisa diatasi kami atasi tetapi apabila besar dan kami tak mampu untuk mengatasi baru kami meminta bantuan ke atas," jelasnya.
Sementara itu Kasi Transtib, Yudhi Prasetiyo menjelaskan, kejadian bencana longsor di 3 Desa, di antaranya Desa Labuhan Kidul, Bendo dan Manggar.
"Sebagai tindak lanjut, kami akan akan berkoordinasi dengan pihak -pihak terkait OPD dan BPBD," jelasnya.
Beruntung tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun sampai berita ini ditayangkan cuaca hujan disertai angin kencang masih berpotensi terjadinya bencana longsor susulan. (Sutrisno/Rbg).