Malra, Skandal
Calon tunggal Kepala Ohoi Definitif Selayar Amir M.Takerubun membenarkan adanya sekitar 39 Kepala Keluarga (KK) pengungsi dari Ohoi Selayar masuk hutan.
"Itu benar sekali," tandasnya pada Skandal saat ditemui di depan Kantor Bali Ohoi Namar, 30/1.
Menurut Takerubun, cerita pengungsi ini berawal dari pengukuhan Kepala Ohoi Definitif Selayar pada tanggal 18 juni 2019 kemarin. Semua warga masyarakat Ohoi Selayar, Namar, Ngilngof dari abad ke abad hingga orang tua adalah Kepala Ohoi Salayar adalah warisan keluarga Takerubun. Bukan Harbelubun Masahida, Yamlean, Rahakabis dan sebagainya.
"Tapi yang sah adalah keluarga besar dari marga Takerubun adalah saya sendiri. itu yang membuat suasana Ohoi Selayar tinggal ribut siang maupun malam," ungkapnya.
Akibatnya, 18 Juli 2019 pejabat Ohoi Selayar dan simpatisan sempat membakar tenda hingga jadi masalah sampai di Polsek Kei Kecil. Bahkan pejabat Ohoi Selayar atas nama Moksen Harbelubun telah membuat surat pernyataan hitam putih.Tapi faktanya bukan bukan untuk baik. malah tambah rusak,hingga 10 warga rumah yang dirusak.
Bahkan juga ada 2 rumah yang terbakar hingga tinggal puing puing.
Namun hingga saat ini para pelaku pengerusakan hingga kebakaran pun satu orang belum di sentuh oleh pihak kepolisian.
Warga yang mengungsi ini ada 10 yang rusak, meliputi Kifli Tamher, Samsudin Takerubun, Saifuk Takerubun, Moh Amin Tatroman, La badi Takerubun, Hi Arif Takerubun, Rahim Takerubun, Ediha Yafur. Langgaita Burungasi dan Udin Rumakibis.
Dari 10 rumah ini pihak kepolisian, Kesbangpol sudah ambil semua data. Tapi hasil penangkapan para pelaku 12 orang ini satupun belum di panggil termasuk pejabat Ohoi Selayar selaku otaknya.
Selain itu saat pengukuhan pun sudah pernah dibatalkan oleh Harbelubun,hingga naik kembali sidang adat di Ngilngof, tetapi hasil kemenangan sidang tetap pewaris Takerubun.
"Tapi kok kenapa pihak pihak terkait tidak mengambil sikap terhadap kinerja buruk harbelubun.?" ungkapnya.
Selain itu, lanjut Takerubun, adanya pertistiwa ini Kades Ohoi Namar yang turut serta di mediasi saja dibentak oleh masa Harbelubun hingga taruh pedang di leher Kades Ohoi Namar. Namun sedikitpun Kades Namar tidak menanggapi perilaku kelompok Harbelubun.
Takerubun juga bersama keluarga besar Ohoi Selayar turut mengucapkan ribuan terima kasih buat Kades Ohoi Namar beserta seluruh masyarakat Namar.
Sebab, 13 Januari 2020 saat mengungsi tepat jam 1 malam di tengah hutan, Kades Ohoi Namar atas nama Antonius,A K. Serwutubun dan masyarakat Namar tepat pukul 2.00 WIT tengah malam langsung masuk hutan untuk antar kembali pengungsi ke Ohoi Namar dan di serahkan kurang lebih 140 orang yang terdiri dari 39 kk untuk tinggal di Kantor Desa Ohoi Namar.
Selain itu juga dari pihak Pemda, dalam hal ini Kesbangpo sudah mediasi untuk berdamai.
Namun tak disangka sangka pejabat Ohoi Selayar Moksen Harbelubun menolak perdamaian.Malah melakukan surat pembatalan perdamaian.
"Kedatangan pihak Kesbangpol ini kan perpanjangan tangan Bupati dan Wakil. Tapi kok Harbelubun tetap bersikap keras menolak, karena pejabat Ohoi kan mengelola dana desa yang besar. Jadi dirinya tidak mau diganti posisinya," tutur Amir Takerubun. (MI)