Solo, Skandal

Usulan menjadikan Hutomo Mandala Putra sebagai Ketua Umum Partai Berkarya mencuat dalam Rapat Pimpinan Nasional ke 3 di Hotel Lor *in, Sabtu 10/3.

Apalagi dalam sambutannya sekaligus kilas balik pendirian Partai Berkarya lolos verifikasi faktual, Neneng Tuti SH menyatakan lengser. Dia menyerahkan kepemimpinan pada Tommy Soeharto, begitu panggilan akrab Hutomo Mandala Putra.

"Saya siap menyerahkan kepimpinan ini pada Pak Tomi agar Partai Berkarya menjadi besar," tutur Neneng, yang disambut yel yel oleh ratusan peserta HMP... HMP... HMP

Tommy hanya memberikan senyuman. Dia tidak menolak ataupun mengiyakan. Putra bungsu Jenderal Besar TNI (Pur) dalam sambutannya membedah target yang dicapai Partai Berkarya di 2019 mendatang.

"Kita memulai dari yang kecil dulu, ada tiga kursi di kabupaten," ujar Tommi yang disambut teriakan Insya Allah bisa.

Dari kabupeten, meloncat ke DPRD Provinsi dan Senayan masing-masing satu kursi. "Jika itu tercapai, Insya Allah kita masuk tiga besar menguasai Senayan," lanjut Tommi.

Semua itu bisa tercapai, tambah Tommi, Partai Berkarya punya "pasukan tempur" yang handal dan mau kerja keras.

"Walau tidak kuasai birokrasi, minimal kita bisa menguasai legislasi, sehingga kita punya kekuatan mensejahterakan masyarakat," ujarnya, seraya menyebut pemerintahan ini jauh memenuhi harapan masyarakat.

Sebagai ilustrasi, Bos Humpuss ini menyebut hutang pemerintah mendekati Rp 4. 000 triliun. "Kalau kita tanya kapan bisa dilunasi, pemerintah juga tidak tahu. Seakan itu tugas pemerintah berikutnya," Tommi mengingatkan.

Rapimnas ketiga ini, sesuai laporan panita dihadiri sekitar 1500-an. Mereka berasal dari unsur DPP, DPW, organisasi sayap, peninjau dan undangan lainnya.

Tommi resmi membuka Rapimnas yang dihadiri oleh Letnan Jenderal Muchdi PR, Letjen Syamsu Jalal, Laksamana Edi Tejo dan pengudaha kondang Robby Sumampau, dengan memukul gong 7 kali sesuai nomer urut Partai Berkarya