Lomteng, Skandal
Pasca Pergantian Lock Down ke New Normal membuat media kembali ramai membahas seputar persiapan Pilkada serentak, khususnya di NTB yang rencananya akan digelar Desember mendatang.
Pasangan Balon Bupati/wakil Bupati Lombok Tengah Ahmad Ziadi (balon Bupati) dan Lalu Aswatara (Balon Wabup) mulai bersuara. Pasangan Balon Bupati/Wakil Bupati yang berpayung Tawaqqal tersebut mengklaim telah mengantongi 3 partai pengusung dengan jumlah kursi mencapai 13 kursi. Ke 3 Parpol tersebut, sebagaimana dijelaskan L. Aswatara (Balon Wabup) di kediamannya adalah Partai Berkarya, Partai Demokrat dan Partai PPP,( Selasa 9/6).
“Kami sudah siapkan 3 Partai pengusung untuk maju di Pilkada Lombok Tengah , Partai Berkarya yang langsung direkomendasikan oleh Tomy Suharto dan telah ditandatangani, Partai Demokrat juga sudah tandatangan, dan PPP yang masih menunggu penandatanganan tetapi sudah deal”, jelasnya.
Pria paruh baya yang kenyang dengan pengalaman birokrasi inipun lebih jauh menuturkan tentang program utamanya apabila dipercaya oleh rakyat menjadi Bupati dan Wakil Bupati Lombok Tengah di Pilkada mendatang yakni tekhnologi sektor pertanian, UKM, dan penataan infrastruktur pendukung industri pariwisata.
“Insyaallah kalau diridhoi jadi wakil Bupati Lombok Tengah yang pertama akan kami benahi adalah Water Agry Cultura yang selama ini aliran irigasi Bendungan Batujai lebih dominan ke Lombok Barat. Hanya sedikit debit yang mengalir ke Praya Barat Daya. Hal ini dapat diatasi dengan tekhnologi “Solar System”untuk menaikkan air bendungan Batujai dan dapat dialirkan dengan maksimal ke wilayah praya Barat Daya yang kerap mengalami kekeringan," tuturnya.
Solar system ini maksudnya dengan tekhnologi penggerak tenaga matahari yang hemat biaya operasional dan pembangunannya.
"Kita akan memadukan Ulama’, Umarok, dan Pengusaha dalam pembangunan di Lombok Tengah. Lombok tengah tidak bisa terbangun dengan maksimal apabila 3 unsur utama ini tidak dapat bersatu seiring sejalan. Karena segala keputusan endingnya di 3 unsur ini”, ungkapnya.
Lebih jauh Aswatara yang hampir 10 tahun menjabat Inspektur Inspektorat Lombok Tangah ini juga menjelaskan pentingnya pembangunan daerah di segala bidang melakukan pendekatan melalui budaya kearifan lokal yang melekat dalam diri masyarakat pedesaan.
Menurutnya, dia tidak pernah menyetujui sejumlah keputusan pembangunan yang terkesan asal membangun tanpa mempertimbangkan faktor faktor pendukung dan pemborosan APBD.
Terkait statusnya yang masih sebagai PNS aktif dengan jabatan Inspektur Inspektorat Lombok Tengah, Aswatara mengaku telah mengajukan permohonan pensiun dan masih dalam proses.
“Saya sudah mengajukan permohonan untuk pensiun, sementara proses sedang berjalan. Saya masih menyelesaikan beberapa tugas yang masih tertunda”, tegasnya.(N3G)