Tutup Menu

Usai Pungut Suara, Polda dan Masyarakat Maluku Tetap Deklarasi Damai

Senin, 22 April 2019 | Dilihat: 611 Kali
    


Maluku, Skandal

Pemungutan suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) serentak pada 17 April 2019, telah berakhir. Meski Pemilu serempak kemarin berlangsung aman, damai dan sejuk hingga kini, namun Kepolisian Daerah Maluku dan seluruh komponen masyarakat tetap melaksanakan deklarasi damai untuk tetap menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban di Maluku.





Deklarasi yang dirangkai dengan silaturahmi Kapolda Maluku Inspektur Jenderal Polisi Drs. Royke Lumowa, M.M, dengan Komponen Masyarakat Maluku Pasca Pungut Suara Pemilu 2019 dalam rangka Menciptakan Situasi Maluku yang Aman, Damai dan Sejuk in berlangsung di The City Hotel, Kota Ambon, Senin (22/4/2019).

Silaturahmi dan deklarasi damai itu turut dihadiri Wakil Kapolda Maluku Brigjen Pol Teguh Suwarno, Ketua KPU Maluku Syamsul Rifan Kubangun, Ketua Bawaslu Maluku Abdullah Ely, pimpinan umat beragama, tokoh pemuda, partai politik, dan sejumlah instansi terkait.

Kegiatan diawali dengan pembacaan doa oleh Ketua PWNU Maluku Karnusa Serang. Dilanjutkan dengan pembacaan deklarasi damai komponen masyarakat Maluku, yang dibacakan perwakilan tokoh agama, masyarakat, pemuda dan partai politik.

Terdapat lima poin deklarasi damai. Diantaranya pertama, menyerukan kepada seluruh komponen masyarakat untuk tetap menjaga stabilitas keamanan dan kedamaian.

Kedua, mengajak kepada seluruh komponen masyarakat untuk tetap kritis, menjaga akal sehat dengan melakukan cross check terhadap berbagai berita berbau hoax dan hate speech yang berpotensi memecah belah persatuan dan persaudaraan kita sesama anak bangsa.

Ketiga, mengajak seluruh komponen masyarakat untuk menghargai perbedaan pilihan politik, agama, keyakinan, suku, warna kulit, adat istiadat dalam spirit Bhineka Tunggal Ika. Bahwasanya walaupun kita berbeda-beda, tetapi kita tetap satu Bangsa dan bersaudara. Sebagaimana falsafah luhur hidup orang basudara di Maluku, yaitu potong di kuku rasa di daging, ale rasa beta rasa, dan sagu salempeng dibagi dua.




Keempat, terhadap hasil Pilpres dan Pileg, kami mengajak seluruh komponen masyarakat untuk tetap tenang dan sabar menunggu hasil resmi dari KPU sebagai lembaga yang berkompeten yang diserahi tanggung jawab oleh Negara.

Kelima, mendorong KPU dan lembaga-lembaga terkait untuk tetap bekerja secara profesional, jujur, adil, transparan untuk mewujudkan demokrasi yang sejati di Negeri ini.

Kapolda Maluku Royke Lumowa menyampaikan, KPU akan mengumumkan hasil Pemilu secara resmi pada 22 Mei 2019. Olehnya itu, ia meminta warga Maluku untuk tetap bersabar dan menunggu dengan tenang. Tidak terpancing dengan isu isu menyesatkan yang dapat memecah belah persaudaraan.

“Ada Quick Count boleh, ada hasil survey boleh boleh saja. Tapi keputusan berdasarkan perundang-undangan itu adalah 22 Mei, putusan real count. Kita tunggu saja, dan semua harus bersabar,” pintanya.

Maluku, kata Royke, telah melewati pentahapan Pemilu mulai dari kampanye, hingga puncaknya pada 17 April kemarin berjalan lancar, aman dan damai.

“Tidak ada huru hara, semua damai damai saja di Maluku. Tetapi kenapa kita lakukan kegiatan hari ini, ya untuk menjaga sebagai tingkat keseimbangan Nasional kita di Maluku. Teman teman dari parpol, saya, tokoh agama, pemuda memprakarsai kegiatan ini agar di Maluku tetap aman damai. Kita menunggu saja keputusan dari lembaga yang dipercayakan,” tandasnya.

Mantan Kakor Lantas Polri ini mengaku, Pemilu yang diselenggarakan oleh KPU, kemudian  ada Bawaslu, DKPP, semuanya juga diawasi oleh baik internal, dan eksternal. Selain itu, terdapat saksi saksi dan semua berjalan transparan.

“Media boleh foto, siapapun boleh foto C1-nya, hasil pleno dan lain lain semua terbuka. Sampai saat ini Maluku tetap aman, damai, sejuk, tentram dan kondusif,” tandasnya. (mi)

Dapatkan Info Teraktual dengan mengikuti Sosial Media TabloidSkandal.com