Tutup Menu

Tak Ditemui Bupati & Sekda, Ketua GMBI Mencak-,Mencak di Video

Sabtu, 07 Maret 2020 | Dilihat: 777 Kali
    

Banyuwangi,Skandal

Kembali netizen Banyuwangi dibuat heboh. Kali ini atas beredarnya video Ketua LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Banyuwangi, Subandi, yang sedang membentak-bentak Ir Guntur Priambodo, Asisten Perekonomian Pemerintah Kabupaten setempat.

“Saya ngerti tujuan dan maksud Bupati Banyuwangi, kenapa anda-anda yang harus menemui kami!, kenapa tidak bupatinya, kenapa tidak Sekda nya,” lantang suara Subandi dalam video.

“Jangan biarkan pak, dan jangan dibuat GMBI ini datang tidak mempunyai adat dan adab,” lanjutnya.

Kepada awak media, Subandi menjelaskan bahwa ketegangan tersebut terjadi saat massa GMBI berdemonstrasi di depan kantor Bupati Banyuwangi, Rabu kemarin (4/3/2020). Terjadi sebagai luapan kekecewaan Subandi lantaran perwakilan demonstran tidak ditemui oleh Bupati Abdullah Azwar Anas, atau pun Sekretaris Daerah (Sekda), Ir Mujiono. 

Mereka hanya ditemui Asisten Perekonomian, Ir Guntur Priambodo. Dalam video, Dewan Pertimbangan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Banyuwangi, tersebut terlihat tenang dan diam walau dicecar perkataan amarah dari Ketua GMBI Banyuwangi.

“Kami kecewa dengan pertemuan tersebut, dan kami akan pergerakan demonstrasi atau unjuk rasa dengan mendatangkan 2000 pasukan LSM GMBI se Jawa Timur, akan mendatangi kantor Bupati Banyuwangi,” ungkap Bandi, sapaan akrab Subandi kepada wartawan, Kamis (5/3/2020).

Namun dia tidak memastikan kapan aksi massal itu dilakukan. Yang pasti, Bandi mengaku tidak akan mundur sebelum Bupati Anas, merespon masyarakat Gunung Salakan.

Di sisi lain, peredaran video aksi bentak-bentak Ketua GMBI Banyuwangi, kepada pejabat pemerintah ini menuai sejumlah kritikan dari tokoh aktivis dan LSM Bumi Blambangan. Salah satunya datang dari Ketua LSM Rejowangi, Ir Eko Sukartono.

“Selaku sesama komunitas LSM, mohon kawan-kawan dalam menyatakan sikap apalagi dalam ruangan sebisanya untuk menjaga etika dalam menyampaikan aspirasi,” katanya.

Menurutnya, hal tersebut penting dilakukan demi menjaga marwah dan nama baik komunitas LSM, serta bentuk penghormatan terhadap pejabat pemerintah. Sekaligus sebagai bentuk upaya bersama dalam menjaga kondusifitas daerah.

“Mari bersama-sama kita menjaga etika, salam perjuangan untuk kawan-kawan semua,” kata aktivis senior ini.

Sementara itu, Ketua Forum Pembela Adat dan Budaya Banyuwangi (Balawangi), Sholehudin menilai apa yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, sudah merupakan bentuk perhatian dan penghormatan. Meskipun Bupati Anas dan Sekda, hanya diwakili Asisten Perekonomian.

“Diterima perwakilan untuk berdialog dan menyampaikan aspirasi itu sudah merupakan perhatian dan penghormatan dari instansi terkait sebenarnya. Jadi kalimat dan bahasa yang lebih santai, santun dan elegan harusnya yang dipakai,  bukan bahasa dan gaya preman yang harus ditunjukkan,” ungkap Sholehudin. {M}

Dapatkan Info Teraktual dengan mengikuti Sosial Media TabloidSkandal.com