Malang, Skandal
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (Stisospol) Malang, Jawa Timur, melakukan Dies Natalis ke XX1X di Gedung Bela Negara, Kodam V Brawijaya, pagi, 22/9.
Sekitar 300-an wisudawan Administrasi Negara menggunakan toga diberikan secarik ijasah oleh Ketua Stisospol Drs. Stef Alam Sutardjo MSi.
"Semoga para wisudawan dapat mengimplementasikan ilmunya di mana pun berada. Jadilah sarjana yang mengabdi pada masyarakat, bangsa, negara dan agama," pesan Stef kepada para wisudawan yang berasal dari pelbagai daerah.
Dari 300-an wisudawan, tercatat Danramil Klojen, Kota Malang, Kapten Sunarko S.Sos sebagai wisudawan terbaik.
"Itu artinya belajar tidak mengenal usia maupun kesibukan," jelas Stefi.
Selain Kapten Sunarko, dari para wisudawan juga menyembul nama RM Anshakhul Balaya Mangkunegara, putra dari ulama besar Kraton Surakarta yang tinggal di Tuban, Prof dr KH Knjenjeng Raden Mas Nur Nasroh Hadiningrat. Dia juga tercatat sebagai pemilik pesantren Wali Sembilan Gomang, Tuban.
Selain itu, ada juga putra dari mantan KSAL. "Wisuda kali ini agak istimewa," jelas Dr. KRRA Yono Budiyanto, koordinator PTS Jawa Timur dan akademisi.
Dalam orasi ilmiahnya, Dr Yono menyebutkan kampus adalah salah satu agen perubahan karena mencetak intelektual bangsa.
"Begitupun pesantren dan media online juga agen perubahan," jelas lelaki yang akrab dengan sapaan Gus Budi ini
Gus Budi berharao, sebagai agen oerubahan, oara wisudawan daoat mengaolikadjkan ilmunya sesuai dengan tridarma oerguruan tinggi.
"Mengabdilah keoada bangsa, negara dan seluruh laoisan masyarskat. Jadikan kesarjanaan sebagaj lshan ibadah," tutur Gus Budi mengakhiri (Ril)