Papua Barat, Skandal
SPBU Tanama, distrik Pareware, Kabupaten Fak Fak, lebih cenderung melakukan pengisian eceran-eceran di jerigen ketimbang roda rmpat maupun dua yang antre sepanjang jalan.
Akibatnya, sejumlah pemilik kendaraan mengeluh saat melakukan pengisian BBM.
"Kami antrei sudah 1 jam lebih. Kok petugas SPBU Tanama tidak di hiraukan pengisian mobil maupun motor," ungkapnya kesal.
Dia kesal bercampur marah lantaran petugas lebih fokus ke enceran jerigen yang berjumlah sekitar 200-an.
"Di SPBU Tanama, sudah jadi rutin alias kebiasaan melayani jerugen ketimbang kendaraan," tegasnya.
Karena itu, menurut warga, ada indikasi para pengecer melakukan kerja sama dengan para pembeli jerigen dan masyarakat di pedesaan.
Padahal, aturan SPBU, APMS dan subsidi sudah jelas. Namun pelaksanaan di lapangan sangat bertentangan.
"Ini karena kurang pengawasan dari pihak Pertamina, sehingga harus tegas tentang pelayanan baik SPBU, APMS,serta juga Subsidi,biar lebih jelas," lanjut warga.
Menurut dia, warga yang melakukan pengisian bukan berasal di wilayah distrik Perawera, Kabupaten Fak
Fak, tapi wilayah Desa Sebrang yang jauh jaraknya. "Kok bisa dapat melakukan pengisian BBM di Desa Tanama baru antar ke tempat masing-masing," bebernya.
Sayangnya, kejadian kasat mata ini, tidak terendus oleh Psrtamina maupun aparat. "Benar -bena aneh. Ada apa ini, kok sampai Pertamina dan aparat tidak tahu," tanyanya menggeleng-gelengkan kepala. (MI)