Skandal, Lotim
Pemerintahan Desa Swangi menggelar program inovasi desa mengenai pencegahan dan penanganan sunting, Rabu (24/9).
Menurut Kepala Desa, H. Abdullah, penanganan dan pecegahan stunting merupakan program pemerintah pusat dan daerah sampai pemerintahan desa.
Camat Sakra Lalu Putra ,S Sos
"Cakupannya sangat luas menuju Desa yang sehat, masyarakat yang sehat, menuju desa Swangi yang lebih sehat. Ini pelibatan semua unsur terkait dan kita anggarkan dari Dana Desa," tuturnya.
Hadir pada acara tersebut Camat Sakra Lalu Putra, S.Sos , Ketua koordinator Pendamping Desa Kecamatan Sakra Ansori, dari BKKBN Kecamatan Sakra, ibu - ibu hamil dan ibu - ibu yang punya anak 1 sampai 2 tahun, para Kepala Kewilayahan sedesa Swangi, dan tamu undangan lainnya.
Camat Lalu Putra, S.Sos menyampaikan Stunting mempunyai cakupan yang luas dan pelibatan semua unsur. Bukan hanya Pemberian Makanan Tambahan (PMT) akan tetapi mencakup Sanitasi MCK, penyiapan air bersih yang sehat, pengelolaan sampah, cara merawat bayi dan anak, kebersihan lingkungan, pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil, mencegah pernikahan dini, pelatihan kader posyandu, dan lain sebagainya.
Hamidah dari Puskesmas yang mewakili Kapus menyampaikan sasaran dari usia 15 tahun ke atas, ada pemeriksaan kesehatan dan pelayanan paripurna, seperti darah tinggi, pelayanan Posyandu Lansia dengan cara mengunjungi ke setiap rumah.
Ada pengenalan stunting merupakan gagal tumbuh yang di sebabkan oleh beberapa faktor asupan gizi kurang dan sering sakit dan rentan di usia 2 tahun, juga faktor gizi, lingkungan atau faktor langsung dan tidak langsaung, merubah perilaku hidup sehat, cuci tangan pakai sabun, pengaruh air minum juga yang layak untuk diminum.
Ia juga menyampaikan cara memelihara atau pola asuh bayi, anak, dan kebanyakan masyarakat sasak memakai cara zanam dulu seperti menjampi, dan lain sebagainya.
Sedangkan Ansori Koordinator pendamping Desa Kecamatan Sakra, menyatakan perlu pelibatan semua pihak, terutama penyiapan Pamdes sebaga sarana air bersih, dan membutuhkan anggaran sekitar 20 sampai 30 persen, pelatihan kader posyandu, kesehatan lingkungan, dan tepat sasaran, pungkasnya.(M.Amien)