Semarang, Skandal
Pelatihan jurnalistik yang dilakukan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jawa Tengah (Jateng) Perkumpulan Wartawan Online Independen Nusantara,(PWO IN) diikuti oleh 200 peserta para wartawan, di Hotel Pandadaran, Semarang, Sabtu, 28/7. .
Para wartawan tersebut berasal dari 25 Kabupaten di Jateng sekaligus penerima mandat membentuk Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di kota masing-masing.
"Pelatihan ini memeng diikuti oleh calon dan pengurus cabang PWOIN tingkat kabupaten (DPC," ujar Ketua DPW Jatim, Rahmat Da'wah. Ia, dalam sambutannya, menyebut setiap peserta mengeluarkan biaya Rp 15O ribu, mendapatkan sertifikasi yang akan "didaftarkan" ke seluruh instansi pemerintah di Jateng.
"Jadi, kalau sudah kami daftarkan, tolong anggota kita diterima ya pak," pinta Rahmat kepada Humas Pemda Pemprov Jateng dan "utusan" Polda Jateng di pelatihan tersebut. Ia menilai sertifikasi itu menunjukan wartawan telah mengikuti UKW ala PWOIN.
Lian Lubis, Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan DPP PWO IN memberikan apresiasi yang tinggi terhadao langkah tersebut. "Ini inovasi luar biasa, sinergisitas yang smart, sekaligus bukti PWO IN melindungi wartawan dalam menjalankan profesi wartawan," ujar Lian, sekaligus membuka oelatihan tersebut, sekitar oukul 10.00 WIB pagi.
Pelatihan jurnalistik satu hari ini menghadirkan tiga sumber, satu dari akademisi menyoroti soal UU Pers No 4O tahun 1999 dan Etika Jurnalistik, dibawakan oleh DR. Mashari, SH, MH Pakar Hukum Universitas 17 Agustus Semarang. Sedang 2 lainnya dari praktisi jurnalis, Sapawi, S.So, wartawan Kompas TV dengan tema mengupas Tehnis menulis yang benar di Media Masa, dan Gunoto Sapari, Wartawan Senior Semarang ( Sinergitas jejaring kerja Wartawan Profesional).
"Aturan main pers ada di UU No 40 tahun 1999 dan kode etik," ungkap Masnari, menyebut soal kewajiban wartawan dalam menulis berita harus berimbang, uji informasi, tidak tendesius dan demi kepentingan umum.
Sedang Sofrowi membedah penulisan berita, dari mulai membuat lead, penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia (EYD) yang disempurnakan dan jenis berita. "Kalau penulisan berita yang benar, maka editornya lebih enak mengedit dan memahami," jelas Sofrowi yang tinggal di Kendal ini.
Dia juga memberi contoh sebuah penulisan berita yang tidak lengkap, EYD dan kalimatnya yang salah, termasuk penulisan leadnya.
Di penulisan berita ini, Lian Lubis yang menjadi moderator, juga langsung mengajak peserta memoraktekan penulisan berita dengan fakta-fakta pelatihan tersebut.
"Deadlinenya 19 menit," tegasnya. penilaian berdasarkan judul, lead, body berita sesusi dengan struktur piramida terbalik
Marnala Manurung yang pagi hari meriang sehingga mengutus Lian Lubis
membuka pelatihan tersebut mengharapkan wartawan PWOIN tidak seperti penyidik dalam mengajukan pertanyaan. Melainkan dengan etika yang baik dan benar.
"Kita ini, kendati melakukan kontrol sosial, bukan polisi. Jadi harus sopan Santun," oint Ketum PWO IN.
Sementara Dewan Penasehat DPD Jawa Timur, Dr. KRA Yono Budiyanto, SE MSi ysng berpartisipasi mengikuti pelatihan ini dalam motivasinya meminta wartawan PWOIN tampil yang rapi, bersih dan fit. "Kalau bersih dan rapi kan lebih enak dilihat," jelas dosen muda Universitas Brawijaya ini.
Bahkan, lelaki berdarah kraton Solo ini menekankan wartawan harus kaya melalui orofesk ysng ditekuninya. "Nah, bagaimana resep kaya itu, bagi muslim lakukan sholat dhuha dan tahajud di malam hari," jelas pendiri pssantren modern di Blora, Jaw Timur ini.
Di akhir acara, panitia yang diawaki oleh Imam Subagyo membagikan buku Cara Menulis karya Sofrowi sebagai bekal dan panduan menulis berita yang baik dan benar.