Tangsel, Skandal
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Tangerang Selatan (Tangsel) kembali menjadi sorotan masyarakat.
Kali ini sorotan seputar pembangunan turah got di kawasan Pondok Kacang. Warga di sekitar situ mencium aroma tak sedap pembangunan turah diduga tidak memenuhi standar kualitas.
Pasalnya turah pada pinggiran got sepanjang perumahan itu tidak sepenuhnya menggunakan coran beton paku bumi.
"Ada juga yang hanya pakai batu bata saja, atau sekadar dicor,' ungkap seorang warga menggelengkan kepala.
Ia khawatir penggunaan batu bata itu membuat turah tidak bertahan lama, terutama menahan beban kendaraan yang melintasi seputar perumahan tersebut.
"Bisa saja kan jebol. Kembali menguruk got," jelasnya, menyebut turah itu selanjang 75O meter, dibiayai APBD yang mencapai Rp 9 miliar anggaran 2018, dikerjakan oleh perusahaan swasta.
Warga itu berharap pembangunan curah itu sesuai dengan standar, tahan terhadap beban berat dan guncangan. "Jangan dalam hitungan bulam ambruk," jelasnya, mengingatkan musim hujan akan turun dalam waktu dekat.
Sebagai contoh, warga menyebut
proyek turap atau dinding penahan tanah di Kelurahan Ciater, Serpong, Tangerang Selatan. Turah tersebut jebol saat hujan, menimpa 4 ruang kelas SMPN 19 yang berada di bawahnya, Januari 2O16 silam.
Padahal, pembangunan turah tersebut menelan anggaran Rp 1,4 miliar APBD Tangsel. "Namun hasilnya nihil. Baru saja selesai pembangunannya, langsung jebol saat hujan," ujar warga tersebut, hingga turah itu ditenggarai sarat penyelewengan.
Dia berharap, turah yang dibangun seputaran got Pondok Maharta memberikan manfaat yang optimal, dibangun sesuai standar sehingga dapat bertahan lama.
"Tapi sih, tidak ada salahnya sesekali pembangunan turah itu dikontrol pihak berwenang. Kan lebih baik mencegah ketimbang ada kejadian," jelasnya mengedipkan mata pada awak Skandal.
Dinas Pekerjaan Umum Tangsel, Kadis PLT Aries Kurniawan ST MT yang coba ditemui Skandal selalu tidak berada di tempat.
"Bapak ke luar kantor," ungkap salah satu pada Skandal. (Panji)