Skandal Pati
Para warga mendatangi Pendopo Balai Desa Tanjungrejo, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati menanyakan pelaksanaan Anggaran Dana Desa, Sabtu, 5/1.
Selain itu, warga yang berkerumun di Ball Desa itu juga mencari oknum perangkat desa nakal yang berinisial Wa, karena diduga membawa sejumlah uang dari warganya melalui usaha Koperasi Simpan Pinjam.
Mbah Suminah
"Kami berbondong bondong ke balai desa karena sudah jengkel dengan Wa. Sebab, setiap ditemui di rumahnya selalu menghindar terus," ujar beberapa warga. Mereka datang ingin bertemu langsung dan melihat Wa.
"Adanya audensi ini, agar bisa melihat muka Wa yang Kaur Keuangan dan pimpinan koperasi," ungkap warga dengan kesal.
Wa, kata warga yang enggan disebutkan namanya itu, dinilai punya hobi menghindar dari kejaran warga, bahkan sulit ditemuj.
"Jangankan ketemu, dihubungi melalui via telepon, HP-nya tidak pernah aktif "imbuh warga yang mengaku jadi korban Wa.
Selain tidak pernah ada di kantor Balai Desa, Wa juga setiap dihubungi melalui via telepon selalu mengklaim sibuk dengan pekerjaan lain sebagai pemilik Koperasi Simpan Pinjam KSP Makmur Mandiri Sejahtera.
Joko, salah satu pegawai koperasi yang membawa empat nasabah, menuntut pertanggungjawaban Wa.
Menurut Joko, ada ribuan nasabah yang " "dikacau" oleh managemen koperasi yang dikendalikan Wa. "Dia selalu berkilah koperasinya lagi macet dengan alasan kolaps," beber Joko.
Mbah Suminah, perempuan renta yang juga nasabah Wa, mengaku mengikuti arisan atau program tabungan yang setiap bulannya mencapai Rp 400 ribu.
Hingga kini, uang warga Desa Ngemplak Kidul ini terkumpul mencapai Rp 8 juta. Cuma sampai hari ini tidak pernah bisa diambil atau dicairkan karena koperasinya.tutup.
Akibatnya, Wa pun dicari-cari para warga. Dia dituntut masyarakat dan nasabah agar mengembalikan dana nasabah, terutama nasabah yang sudah mengikuti program tabungan dan deposito.
Bahkan warga Tanjungrejo mengaku diolok olok dari tetangga desa lain yang menjadi nasabah koprasi yang dipimpin Wa selaku perangkat desa.
Tapi, kelada awak media yang melakukan klarifikasi, Wa mengklaim sudah membayar nasabah koperasi hampir Rp 1,4 miliar. Sedang sisanya tinggal Rp 300 juta.
"Soal absensi kantor bisa dicek langsung di kantor balai desa," ujar Wa yang mengaku setiap hari masuk kantor. Bahkan pelayanan hampir 24 jam siap membantu atau melayani jika ada masyarakat yang membutuhkan.(jojo/@jipati456)