Mura, Skandal
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) DAK Dinas Pendidikan Musirawas mengaku melihat kecewa melihat foto-foto rehab Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Sumber Sari, Kecamatan Sumber Harta, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan.
"Pasalnya, pengerjaan rehab sekolah di lokasi tersebut tidak mengacu pada juknis yang ditentukan dalam aturan Dana Alokasi Khusus (DAK)," ujarnya.
Ia mencontohkan, soal dinding bangunan sekolah tidak dinaikan.
"Semestinya itu harus dinaikan sekitar 50 cm dari dinding bangunan lama. Payah kalau kepsek tidak ngerti teknis rehab. Nanti saya suruh Yadit sebagai PPTK untuk kroscek ke sana,” ujar PPK DAK, Hartoyo dengan nada kesal.
Menurutnya sudah dipanggil oleh PPTK dan fasilitator kepada Skandal via handphonenya Kamis (13/9).
Dikatakan, seluruh sekolah menerima DAK tahun 2019 dan sudah menarik dana sekitar 30 persen dari total anggaran. “Penarikan DAK triwulan pertama semua sekolah sudah cair sekitar Rp 80 juta,” kata dia.
Sementara, Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 2 Sumber Sari, Solihin mengatakan, rehab ruang kelas sebanyak 3 lokal. Adapun pekerjaan rehab yang dikerjakan adalah atap, plafon, lantai, pengecatan dan pembuatan tiang pilar teras.
Diakuinya, dalam rehab ini material bangunan sekolah lama seperti kayu pada kuda-kuda atap, kerangka plafon, daun pintu dan jendala masih dipakai.
“Atap pakai sen spandek, plafon triplek, lantai keramik 40 cm x 40 cm, jendela diganti 3 renten, buat tiang pilar teras sebanyak 12 tiang dengan mengunakan besi 10 mm dan besi 8 mm dan mebeler berupa kursi dan meja baru masing-masing sebanyak 30 unit,” jelasnya.
Rehab ini dikerjakan dengan anggaran Rp313.500.000, waktu pelaksanaan 180 hari kalender dan rencananya pada Desember mendatang selesai.
“Kegiatan rehab bisa berjalan karena kami sudah menarik uang awal sebesar Rp68 juta dari jumlah anggaran,” tuturnya.
Dari awal rehab sekolah, mulai dibongkar sampai kini baik itu PPK dan PPTK, Dinas Pendidikan Musirawas belum datang ke sekolah. Namun kepala sekolah sudah memberi tahu pada Dinas Pendidikan bahwa pembangunan di sekolah ini segera dikerjakan.
“Saya belum tahu siapa nama PPK dan PPTK rehab sekolah. Setahunya dari Diknas dengan pak Hartoyo. Ketika mulai rehab saya sampaikan sama pak Hartoyo, dia bilang silahkan kerjakan, jangan lupa foto bangunan sekolah sebelum dan setelah dibongkar dan laporkan pada saya,” ucap Solihin setengah menirukan ucapan Hartoyo padanya.
Sedangkan pantauan di lapangan, rehab bangunan sekolah kini masih tahap pengerjaan. Terlihat material bangunan lama seperti kayu pada kuda-kuda atap dan kayu kerangka plafon, kusen pintu, jendela dan daun pintu masih dipakai.
Namun, kondisi kayu pada atap dan kerangka plafon hampir mulai rapuh. Tetapi masih dipertahankan atau dipakai. Oleh para pekerja, kayu tersebut di cat warna hitam. (Ed)