Saumlaki, Skandal
Faisal Lina, orator yang menghujat Bupati KKT menista agama Islam saat demo di Ambon, kini mendapat hujatan dari masyarakat tiga desa muslim di Wuarlabobar. Mereka mengecam keras tindakan Faisal dan menyampaikan permohonan maaf.
Permohonan tersebut mereka sampaikan ketika melakukan pertemuan dengan Bupati Petrus Fatlolon dan Kepala Dinas Humas Protokoler tadi siang, 23/7.
Kepada Bupati, mereka mengaku tidak tahu sama sekali demo tersebut mengatasnamakan kepentingan masyarakat tiga desa Islam Kecamatan Wuarlabobar.
Bahkan mereka menyebut tentang desanya tidak tersentuh pelayanan pemerintah daerah adalah Hoax.
Melalui tiga Kepala desa, mereka mengklaim mendapat perhatian dan pelayanan Pemerintah daerah , seperti kunjungan Bupati pada beberapa kesempatan. Lalu pembangunan jalan setapak di desa Karatat dan Bedah Rumah di Desa Labobar.
Mereka juga sangat berterimakasih kepada Pemerintah Daerah, khususnya Bupati Kepulauan Tanimbar Petrus Fatlolon. Apalagi Bupati memperjuangkan momen yang paling mereka nantikan, KKT sebagai tuan rumah MTQ ke-29 tingkat provinsi tahun 2021.
Mereka juga berjanji akan berusaha sebisa mungkin untuk membuat bangga kabupaten tercinta ini.
Diduga kuat, karena kepentingan pribadi yang dibekengi oleh segelintir orang tidak bertanggung jawab, membuat Faisal melakukan tindakan yang sama sekali tidak diketahui mereka.
Kepala Desa Labobar tmenilai tindakan tersebut semata - mata hanya untuk mendapat untung dari pemerintah daerah, namun bukan untuk kepentingan masyarakat tiga desa tersebut.
Lewat tokoh pemuda Islam Desa Labobar juga mengatakan bahwa bersangkutan dinilai buruk dalam pencitraanya. Sebab, dia juga dulu menipu masyarakat untuk mengumpulkan uang. Nyatanya bohong belaka.
Tokoh pemudaislam Labobar juga menambahkan, tindakan ini diduga juga karena permasalahan pribadi dengan Bupati. Paling meresahkan nama desa mereka disebut-sebut demi kepentingan pribadi yang bersangkutan ,
"Yang bersangkutan hanya membohongi semua orang terhadap identitasnya berasal dari Desa Labobar. Namun ternyata bukan," tutur tokoh itu.
Alasannya, sampai sekarang namanya tidak terdaftar di RT/RW. Apalagi di desa, sehingga haknya di desa tidak terealisasi seperti pemilihan Kepala Desa, Pemilihan Kepala Daerah atau pun Legislatif di Desa .
Menyangkut penistaan , mewakili masyarakat desa - desa islam ini, dia menilai tidak ada unsur penistaan. Mereka telah menonton video yang di unggah tersebut tidak ada unsur penistaan seperti yang di tuding oleh Faisal.
Dia juga berharap masyarakat jangan terprovokasi atas tindakan Faisal ini. Buat dia, masyarakat desa - desa ini tidak ada persoalan. Mereka tetap mendukung pemerintahan ini.ungkapnya (TAN 1)