Malra, Skandal
rintah Kabupaten Maluku Tenggara, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terus bekerjasama sebagai wujud keprihatinan terhadap warga terdampak pendemi COVID-19 di wilayah tersebut.
Hal ini terlihat dalam berbagai upaya pencegahan, aksi-aksi sosial kemasyarakatan, serta keterlibatan langsung Pemda, TNI dan Polri dalam gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 Malra.
Salah satunya pendirian dapur lapangan berlokasi di areal gedung serbaguna Larvul Ngabal Ohoijang yang kini sudah beroperasi dua hari.
Bupati Malra M Thaher Hanubun selaku ketua gugus tugas COVID-19 Malra di Langgur mengungkapkan dapur lapangan yang diprakasai oleh TNI Polri merupakan langkah baik dalam situasi pendemi saat ini, sehingga Pemda Malra turut terlibat dan bekerjasama.
"Kita sebagai pelayan, maka kita wajib melayani masyarakat, terutama dalam menghadapi situasi saat ini", ujarnya.
Kata Thaher, ini kerjasama sebagai wujud keprihatinan yang kita wujudnyatakan sebagai tim work, misalnya beras kita siapkan berapa, TNI siapkan berapa, dan Polri sediakan berapa selama adanya dapur lapangan ini, kita juga membuka diri jika ada donatur yang bersedia membantu kami.
"Jadi kita saling bantu dan dukung, Pemda Malra, TNI, Polri tidak cuek dengan situasi pendemi dan dampak yang kita hadapi bersama saat ini," tandas Thaher.
Kapolres Maluku Tenggara, AKBP. Alfaris Pattiwael menuturkan, dapur lapangan itu didirikan sebagai upaya Polri menghadirkan jaring pengaman sosial bagi masyarakat yang terdampak langsung akibat wabah Corona.
Kategori masyarakat yang terdampak langsung tersebut, sebut dia, yakni tukang ojek, buruh, pedagang asongan dan kaki lima serta pekerja harian lainnya.
“Kita berusaha untuk memberikan pelayanan kemanusiaan lewat keberadaan dapur lapangan ini, dengan begitu mereka dapat terbantu,” ujar Pattiwael.
“Kita peruntukan dahulu bagi 400an pelaku perjalanan yang ada di tempat-tempat karantina, sisanya baru kita bagikan ke warga yang terdampak langsung, warga juga dapat juga langsung datang mengambilnya disini,” katanya.
Pattiwael merincikan, terdapat kurang lebih 750 dos makan yang akan distribusikan setiap harinya, baik di waktu siang maupun malam, sehingga, total yang tersedia setiap harinya kurang lebih 1500 paket makanan.
Senada dengan Kapolres Malra, Dandim 1503/Malra Mario Christian Mario Noya menegaskan, sebagai wujud implementasi kebijakan pemerintah pusat itu, maka TNI-POLRI bersama dengan Pemda Malra mendirikan dapur lapangan.
Noya menjelaskan, mekanisme efektifitas dapur hingga distribusi paket makanan dilakukan oleh tim TNI-Polri dan Pemda sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing.
"Tim dalam tugas ini sudah kita bagikan, ada tim yang tugasnya masak, tim pendataan dilapangan, serta tim yang mendistribusikan makanan. Tentunya dengan adanya data-data itu maka pemberian bantuan makanan bisa tepat sasaran," sebutnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Malra Mohtar Ingratubun mengungkapkan, untuk saat ini terdapat 8 tempat karantina terpusat yang disediakan Pemda.
Maka, sesuai instruksi Bupati, Pemda Malra akan berpartisipasi aktif dalam menyalurkan sembilan bahan pokok akan disalurkan guna menunjang operasi kegiatan dapur lapangan tersebut.
“Pemda Malra tentunya sangat antusias dan siap membantu ketersedian kebutuhan sembako pada dapur lapangan selama operasi berlangsung,” tandas Mohtar. (***)