Tutup Menu

Nonton Bareng Film Dokumenter Mengenang Pertempura Laut Arafura

Jumat, 17 Januari 2020 | Dilihat: 1239 Kali
    


Dobo Skandal,

Mengenang pertempuran Laut Arafura Lanal Aru mengadakan nonton bareng di Lapangan Yosudarso Dobo, Kelurahan Siwalima, Kecamatan Pp Aru, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku pada 15/01.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut,Bupati Kepulauan Aru dr. Johan Gonga beserta Ibu,Wakil Bupati Kepulauan Aru Muin Sogalrey, SE. Danlanal Aru Letkol Laut ( P) Sahatro Silaban, M.Tr (Hanla) beserta Ibu,Pabung Kodim 1503/Tual Mayor Arm Hi. La Musa, SH,. MH. mewakili Kapolres Ren Polres Kepulauan Aru, Kabagren AKP Arey M. Nuh.Danramil 1503-03/Dobo Kapten Inf Dody Masaoy beserta Ibu. Ketua Bhayangkari Cabang Polres Kepulauan Aru  Sandra Eko, para pelajar, tokoh masyarakat dan sebagainya.

Danlanal Aru Letkol Laut ( P) Sahatro Silaban, M.Tr (Hanla)dalam arahannya mengatakan, pertempuran Laut Arafuru yang terjadi pada tanggal 15 Januari 1962 tercatat sebagai pertempuran Laut paling heroik dalam sejarah Indonesia. Tiga Kapal cepat Alri jenis Motor Torpedo Boat atau MTB, yaitu RI Harimau, RI Matjan Tutul, dan RI Matjan Kumbang harus berjibaku melawan tiga Kapal Kombatan dan sebuah Pesawat Udara Kerajaan Belanda. 





Ketiga MTB yang tergabung dalam satuan tugas Chusus-9 atau STC-9 ini, sebenarnya mengemban tugas infiltrasi mendaratkan Pasukan Angkatan Darat di Timur Kaimana sebagai langkah awal perjuangan Trikora. 

Sesuai dengan rencana Operasi, unsur-unsur STC-9 harus kembali ke Pangkalan manakala posisinya diketahui musuh. Namun Armada tempur Belanda terus mengejar dan menyerang tiga MTB Alri ini. Di tengah situasi genting dengan kekuatan yang tidak seimbang itu, Deputi-l Men-Ksal Komodor Yos Sudarso yang berada di RI Matjan Tutul sebagai Senior Officer Present Afloat mengambil alih Komando Kapal tersebut dengan melakukan manuver menyongsong gerak maju tiga Kapal Kombatan Belanda, sehingga serangan semua kapal musuh tertuju pada RI Matjan Tutul. 

Kumandang “Kobarkan Semangat Pertempuran” yang diserukan oleh Komodor Yos Sudarso lewat Radio Telefoni, mengiringi perlawanan RI Matjan Tutul menghadang armada musuh yang lebih unggul kekuatannya. RI Matjan Tutul tenggelam secara Gentle And Brave bersama Komodor Yos Sudarso yang gugur sebagai Kusuma Bangsa. 

Pengorbanan Pahlawan Samudera itu justru mengobarkan sentimen nasional untuk segera mengembalikan Irian Barat ke Pangkuan Ibu Pertiwi dan berhasil diwujudkan pada tanggal 1 Mei 1963. 

Pada pertempuran itu, para Pahlawan Samudera telah menunjukkan nilai-nilai inti ke-Angkatan Lautan yang telah mereka yakini. Para Prajurit yang berjibaku telah melaksanakan semua prosedur peran tempur yang telah ditetapkan dengan benar. Mereka juga bisa menempatkan diri, bertindak sesuai dengan tingkatan jabatan dan kewenangan meski dalam situasi yang sangat genting sekali pun. 

Selain itu para Pahlawan Samudera itu juga menunjukkan kepada kita bahwa mereka memiliki keberanian dan harga diri serta kehormatan sebagai prajurit yang tidak mudah dikalahkan. 

Para Prajurit Angkatan Laut yang turut berjuang dalam pertempuran laut tersebut telah mampu menjabarkan nilai-nilai inti atau The Core Values Angkatan Laut yang telah diformulasi sebagai Trisila TNI Angkatan Laut, sebuah pedoman moral yang digagas oleh Komodor Yos Sudarso saat berpangkat Kapten pada tahun 1956. 

Trisila TNI Angkatan Laut yang terdiri dari Disiplin, Hirarki, dan Kehormatan Militer, lahir dari perjalanan sejarah Angkatan Laut, karakteristik medan juang di Mandala Samudera dan tekad menjadikan Bangsa Maritim yang jaya, sudah sepantasnya dijadikan landasan moral Fundamental bagi seluruh Prajurit Angkatan Laut. 

Nilai-nilai Pertempuran Laut Arafuru yang luhur ini harus menjadi jiwa dan semangat generasi penerus untuk menghadapi tantangan tugas masa kini dan masa depan yang tidak kalah beratnya. pentingnya arti pewarisan nllai-nilai kepahlawanan Pertempuran Laut Arafuru ini, menjadi pertimbangan utama TNI Angkatan Laut menggelar acara mengenang Pertempuran Laut Arafuru pada malam hari ini. 

Acara ini juga dilaksanakan secara serentak oleh seluruh Satuan Angkatan Laut baik di dalam maupun yang sedang bertugas di luar negeri. 

Acara mengenang Pertempuran Laut Arafuru, memiliki dua tujuan. pertama, acara ini diselenggarakan sebagai salah satu bentuk penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pahlawan pertempuran Laut Arafuru dan pertempuran laut lainnya, yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia 

Pertempuran laut Aru selain menunjukan   bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu menghargai jasa para pahlawannya,  
juga mewariskan nilai-nilai luhur para Pahlawan Pertempuran Laut kepada generasi penerus untuk dapat diaktualisasikan dalam tugas-tugas kekinian.

Salah satu upaya pewarisan nilai-nilai luhur adalah dengan memelihara dan mempertahankan tradisi yang dimiliki selama ini. Tradisi memberi jiwa dan roh bagi lingkungannya untuk terus menjaga nilai yang diwariskan para pendahulunya dalam mencapai tujuan bersama. melalui tradisi, nilai-nilai luhur tetap terjaga walaupun selalu diterpa oleh berbagai gelombang perubahan zaman. 

"Karenanya tidak berlebihan, apabila dalam kesempatan ini saya akan meluncurkan buku “Tradisi TNI Angkatan Laut" sebagai bagian dari upaya pewarisan nilai-nilai luhur yang telah berkembang di lingkungan Angkatan Laut," jelasnya. (Jus)

Dapatkan Info Teraktual dengan mengikuti Sosial Media TabloidSkandal.com