Pontianak, Skandal
Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH menjenguk 3 (tiga) polisi yang tertembak ketika membubarkan kerumunan massa dan anggota TNI yang terluka saat pengamanan kerusuhan 22 Mei di Pontianak timur, Rabu (23/5/2019).
Pangdam XII Tanjungpura Mayor Jenderal TNI Herman Asaribab didampingi Danlantamal Pontianak dan Danlanud Supadio turut bersama-sama menjenguk anggota TNI dan POLRI yang dirawat di Rumah Sakit Kartika Husada dan Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak.
"Kami keluarga besar Polda Kalbar dan Kodam XII tanjungpura, berharap pada kepada anggota untuk tetap semangat, dan keluarganya untuk tetap bersabar mendampinginya," kata Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH.
Dalam kunjungannya ini, Kapolda juga mengungkapkan kepada anggota dan pihak keluarga agar tak perlu pusing memikirkan biaya perawatan. Sebab seluruh pengobatan ditanggung oleh dinas dan dibantu oleh pemerintah provinsi Kalbar.
"Pembiayaannya Itu ditanggung semua oleh dinas, apalagi ada BPJS, jangan khawatir," ucapnya.
Dalam hal ini, Kapolda juga memastikan bahwa tak ada korban jiwa akibat kerusuhan tersebut. Hanya saja memang beberapa di antaranya mengalami luka yang cukup serius.
Hari kemarin petugas kepolisian juga sudah menangkap 203 orang pengunjuk rasa yang diketahui terlibat dalam kerusuhan tersebut.
"Untuk di Kalbar, ada 3 anggota tertembak saat membubarkan massa, antara lain Bripda Aldiono, Ipda Agus S, dan Brigadir Sarifin Ahyar. Aldiono yang berasal dari Satuan Sabhara Polda Kalbar mengalami luka tembak di tungkai bawah kanan, Agus yang juga berasal dari satuan yang sama terluka di kaki kanan, sedangkan Sarifin adalah anggota Satuan Restik Polres Mempawah tertembak di paha kiri,” ujar Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH.
Peristiwa itu terjadi saat ketiganya tengah mengurai massa di Kecamatan Pontianak Timur pada Rabu kemarin. Ia menyebut luka tembak yang diderita 3 polisi itu berasal dari arah massa yang diduga menggunakan senjata api rakitan.
Ketiga lalu dievakuasi ke Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Polda Kalbar untuk mendapatkan pertolongan medis. Selain tertembak, masih ada dua aparat, masing-masing dari TNI dan Polri, yang terluka akibat lemparan batu.
"Seorang anggota TNI, Kapten Arm Tri S, Danramil Sui Kakap terkena lemparan batu mengakibatkan robek pada pelipis. Korban dievakuasi ke RST Kartika Husada. Dari Polri, korban merupakan supir Karoops Polda Kalbar, terluka di paha kanan akibat terkena lemparan batu dan langsung dibawa ke Dokkes Polda," terang Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH.
Aksi unjuk rasa sudah berakhir, Negosiasi berlangsung alot selama 3 jam mulai dari pukul 23.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB, Kamis dini hari tadi. Negosiasi dikedepankan guna mencegah hal-hal tindak anarkis dan hal-hal yang merugikan terjadi.
"Pukul 03.30 WIB, Kamis dini hari, Jembatan Tol 1 sudah dapat dibuka untuk umum dan beberapa petugas Polri-TNI tetap berjaga-jaga di beberapa simpang titik rawan di wilayah pontianak timur. Situasi Kamis pagi sudah relatif aman, kondusif dan masyarakat sudah bisa beraktifitas melalui jalur Jembatan Tol Kapuas kembali," tutupnya.