Skandal jepara
Kantor Desa Jambu Barat Kecamatan Mlonggo Jepara seringkali tutup, sehingga mengganggu pelayanan publik, terutama dalam mengurus surat surat dari desa.
Akibatnya, banyak warga mengadu kepada sejumlah wartawan dan lembaga swadaya masyarakat untuk ,, mendatangi kantor desa tersebut.
Salah satunya Maskuri, wartawan Sahabat Bhayangkara Indonesia. Dia datang ke kantor desa untuk melakukan. Namun mendapat tanggapan keras dari oknum perangkat Desa Jambu Barat U E.
Selain menghalangi, UE juga nyaris memukul wajah Maskuri saat konfirmasi kepada Pjb Kepala Desa.
Menurut Maskuri saat itu sekitar pukul 9.30 WIB hari Senin 19/8. "Saya bersama Toni ke kantor Balai Desa Jambu Barat, ternyata masih tutup," akunya.
Karena tutup, keduanya menunggu di warung kopi, depan Balai Desa sekitar 30 menit. Keduanya menunggu Bambang Supratikno yang bermaksut ketemu dengan Sekretaris Desa dan Kasie Pemdes Jambu Barat.
Maskuri mengaku, konfirmasinya ke Kantor Desa Jambu Barat terkait soal riwayat pertanahan salah satu warga Desa Jambu Barat.
"Setelah Bambang datang, kami bertiga masuk kantor. Ternyata ada tulisan di pintu depan kantor tutup," ungkapnya.
Di sisi lain, mereka melihat masyarakat Desa Jambu Barat keluar masuk Balai Desa untuk mengurus surat administrasi. Namun di dalam kantor tidak ada satupun perangkat desa.
Tiba tiba oknum perangkat desa UE, datang dan menemui mereka. Dengan kata kasar disertai ancaman.
"Kamu siapa dari mana kok tanya tanya saya? Kalau kamu tidak pergi dari depan Balai Desa saya bantai," kata maskuri menirukan ancaman UE.
Ancaman itu tidak hanya ditujukan Maskuri, melainkan kepada Toni dan Bambang Supratikno.
Menurut Toni, UE saat itu datang dengan emosi puncak dan nyaris memukuli Maskuri, meski sempat ia pegangi tangannya,"Kamu tidak usah ikut ikut Ton. Apa sekalian saya gulung,"ujar Toni menirukan kata kata oknum perangkat desa.
Rupanya ancaman itu tidak hanya dialami Maskuri dan Toni, melainkan ancaman UE dilontarkan kepada Bambang Supratikno.
"heeeh kamu siapa lihat lihat saya pergi dari sini atau saya gulung kamu sekalian," kata Tikno menyampaikan ancaman UE di Warung Kopi.
Sementara PJ, petinggi Desa Jambu Barat, Sutrisno, saat di konfirmasi via telp selularnya. "Lho saya kok tidak tahu pak? Saya waktu itu cuti pak ke rumah adik saya yang punya hajatan,"ujar pegawai Kecamatan Mlonggo yang didapuk jadi petinggi Jambu Barat.
Di tempat terpisah.Wakil Ketua PWO Jawa Tengah N.Aji Gunawan merespon positif tindakan ancaman dan menghalang halangi tugas jurnalistik di Jepara.
"Kasus yang menimpa wartawan disertai ancaman itu jelas membrangus kebebasan pers dalam menjalankan tugas tugas jurnslistik. Kita harus melawan dengan aturan main undang undang sebagaimana di atur dalam undang Undang Pers no 40 tahun 1999,"ujar jurnalis kawakan di Warung Soto Jepara. (Timjateng)